NEWS VIDEO SRIPO
Punk Benci Pemerkosaan dan Minta Pelakunya tak Diberi Ampun
Aksi gerakan ini mengacu dari adanya pemberitaan yang mengatakan kelompok anak punk melakukan pemerkosaan.
Penulis: Refli Permana | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Ratusan anak punk dari ragam kelompok di Palembang berkumpul di kawasan Simpang Lima DPRD Sumsel Senin (7/11). Dengan membawa nama Punk Against Rade, mereka membawa spanduk dan berdiri di atas zebra cross setiap kali lampu merah menyala.
Dengan tampilan layaknya anak punk, mulai dari cara berpakaian, atribut, hingga tato di sekujur tubuh, tentu aksi para anak punk ini menarik perhatian pengguna jalan. Setiap kali lampu merah menyala, tatapan pemilik kendaraan selalu mengarah ke kelompok ini.
Namun, arus lalu lintas tetap lancar terkendali karena kelompok punk ini berdiri di tepi jalan begitu lampu hijau menyala.
Spanduk yang mereka bawa, ada yang berukuran kecil, ada juga yang berukuran besar. Spanduk berukuran kecil ini dibawa setiap kali mereka berdiri di atas zebra cross.
Sementara spanduk berukuran besar, mereka letakkan di tempat mereka berkumpul. Spanduknya ada yang bertuliskan "Stop Menyalahkan Korban, Tidak Berarti Tidak Ada Tanpa Paksa," dan lain-lain yang seluruhnya membahas tentang kekerasan seksual dan pemerkosaan.
Farid Amriansyah selaku Kordinator Gerakan, mengatakan aksi gerakan ini mengacu dari adanya pemberitaan yang mengatakan kelompok anak punk melakukan pemerkosaan.
Begitu ditelaah lebih jauh, berita tersebut rupanya hanya omong kosong dan tidak ada pelakunya anak punk.
Karena tidak ingin menjadi-jadi, kelompok anak punk di Palembang menggelar orasi untuk memperlihatkan kepada masyarakat bahwasannya kelompok yang sering dicap negatif ini rupanya sangat peduli akan nasib korban pemerkosaan.
"Kami berharap, masyarakat luas bisa menilai bahwa kami sebenarnya memiliki kesadaran tinggi terhadap peristiwa pemerkosaan. Kami bahkan sangat berharap, pelakunya tidak diberi ampun dan jangan sampai kasus-kasus seperti ini dianggap remeh oleh penindak hukum," kata pria bersapaan Rian ini.
Mereka yang ikut aksi, beber Rian, bukanlah anak-anak jalanan. Ada yang berstatuskan mahasiswa, pegawai swasta, hingga pengusaha.
Sebab itu, Rian mengajak masyarakat banyak untuk lebih melihat ke dalam tentang kelompok anak punk, jangan hanya melihat luarnya saja sehingga langsung menetapkan semua anak punk memiliki perilaku negatif.
Aksi yang baru saja dilakukan, masih dikatakan Rian, kabarnya dilakukan juga di beberapa kota.
Sebelum melakukan aksi dengan turun di jalanan, Punk Against Rape sudah terlebih dahulu dikoarkan melalui media sosial. Dengan kata lain, aksi di jalanan ini merupakan lanjutan dari aksi yang sudah dilakukan melalui media sosial.
"Setelah dari sini, kita masih akan menyebarkan poster Punk Against Rape di sekitaran kita kumpul. Kita juga berencana datang ke sekolah untuk mengajak pelajar lebih waspada dan ikut serta memerangi kejahatan seksual," kata Rian.