NEWS VIDEO SRIPO
Kartika, Pengacara Menawan dan Seksi, Pendamping Terdakwa Tipikor Suap RAPBD Muba
Ia berkali-kali mengibaskan rambut ketika melihat suatu objek dan membenarkan riasan di wajahnya.
Penulis: Refli Permana | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ketika sidang putusan untuk enam terdakwa dugaan suap RAPBD Muba 2015 digelar di PN Tipikor Palembang, salah satu pengacara para terdakwa cukup menarik perhatian pengunjung sidang.
Parasnya cantik, lengkap dengan riasan seperti selebritis dan anatomi tubuh yang seksi.
Rupanya, perempuan yang diketahui bernama Kartika itu memang berlatar belakang seorang model.
Ia sudah beberapa kali ikut ajang pencarian bakat dimana salah satu persyaratannya adalah kecantikan.
Tak heran, meski berprofesi sebagai pengacara, perempuan bersapa Tika ini tak serta merta melupakan penampilan di setiap mendampingi klien ketika sidang.
"Masih melakukan beberapa perawatan, seperti ke salon. Tidak ada tujuan tertentu, hanya ingin terlihat menarik saja," kata perempuan kelahiran 12 Juni 1984 ini.
Meski demikian, Tika mengatakan, profesi pengacara tentu membuatnya tidak sembarang dalam berpenampilan.
Apabila sedang berada dalam persidangan, tentu ia mengenakan riasan danhan pakaian yang sesuai supaya yang melihat tidak menyalahartikan.
Begitu juga saat kliennya berkonsultasi, ibu rumah tangga ini juga tentu berpenampilan layak supaya ada batasan antara klien dengan dirinya.
"Intinya, penampilan disesuaikan dengan profesi. Kalau saat menekuni dunia model, penampilan disesuaikan dengan tujuannya," kata alumni Magister Hukum Universitas Sriwijaya ini.
Terkait advokat perempuan yang masih sedikit di Palembang, Tika mengaku tidak khawatir dirinya akan sedikit pula mendapat permintaan untuk mendampingi masyarakat pencari keadilan.
Menurutnya, advokat pria dan wania memiliki kapasitas yang sama dan tidak ada perbedaan.
Dengan sudah memodali diri dengan pengetahuan hukum, Tika yang sudah menekuni profesi advokat selama satu tahun ini sudah banyak mendampingi masyarakat yang mencari keadilan.
Sebab itu, perbedaan jumlah antara advokat pria dan wanita sama sekali tidak ia rasakan.
Perihal terjun di dunia advokat, Tika menceritakan, bermula dari pengalaman keluarganya yang pernah terjerat peristiwa penipuan.
Sejak saat itu, Tika berkeinginan untuk menjadi seorang pengacara supaya bisa menegakkan keadilan sesuai dengan fakta yang ditemukan.
"Jadi, menjadi advokat bukan paksaan dari siapa-siapa, murni kehendak sendiri. Saat ini, syukur saya sudah bisa memiliki rumah advokat sendiri sembari gabung dengan teman-teman yang sudah berpengalaman," kata perempuan yang juga ingin menjadi notaris ini.
