Inilah Akibatnya Jika Seorang Anak Berani Durhaka Pada Orang Tua

Selalu hati-hati dalam bersikap dan bertindak, agar kita tidak terjebak dalam dosa besar yang tidak terasa. Jika Tidak Inilah akibatnya...

AP
Ilustrasi 

Jenis Durhaka Kepada Orang Tua

Diantara bentuk durhaka (uquq) adalah:

  • Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan) ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih dan sakit hati.
  • Berkata “ah” dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
  • Membentak atau menghardik orang tua.
  • Bakhil, tidak mengurusi orang tuanya bahkan lebih mementingkan yang lain dari pada mengurusi orang tuanya padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuh perhitungan.
  • Bermuka masam dan cemberut dihadapan orang tua, merendahkan orang tua, mengatakan bodoh, “kolot” dan lain sebagainya.
  • Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan untuk kita. Pekerjaan tersebut sangat tidak pantas dilakukan oleh orang tua kita, terutama jika mereka sudah tua atau lemah. Tetapi jika orang tua kita melakukan pekerjaan tersebut dengan kemauannya sendiri maka tidak mengapa dan karena itu anak harus berterima kasih.
  • Menyebut kejelekan atau aib orang tua dihadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
  • Memasukkan kemungkaran kedalam rumah misalnya alat musik, mengisap rokok, dan lain-lain.
  • Mendahulukan taat kepada istri dari pada orang tua. Bahkan ada sebagian orang dengan teganya tak menggubris ibunya demi menuruti kemauan istrinya. Na’udzubillah.
  • Malu mengakui orang tua sendiri. Sebagian orang merasa malu dengan keberadaan orang tua dan tempat tinggalnya ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini adalah sikap yang amat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.
  • Semua itu merupakan bentuk-bentuk durhaka kepada orang tua yang seharusnya diperhatikan oleh para anak dimanapun berada. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dan membedakan dalam berkata dan berbuat kepada kedua orang tua dengan kepada orang lain.

Perilaku yang seringkali tidak disadari kalau itu perbuatan salah dan dosa, yakni mencela orang tua seseorang. Jangan pernah sekalipun berani menghina, melecehkan, mencaci, mengolok-olokkan orang tua seseorang, meski dalam ruang lingkup candaan, sebab perlakuan semisal itu pada hakikatnya sedang menghina, melecehkan, mencaci dan mengolok-olokkan orang tua kita sendiri.

Selalu hati-hati dalam bersikap dan bertindak, penuh pertimbangan matang dengan memikirkan konsekuensi-konsekuensi ke depannya, agar kita tidak terjebak dalam dosa besar yang tidak terasa.

Akibat Durhaka Keapada Orang Tua
Akibat dari durhaka kepada kedua orang tua tidak hanya akan kita dapatkan di akhirat akan tetapi juga akan dirasakan di dunia. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Abu Daud dan Tirmidzi dari sahabat Abi Bakrah dikatakan.

“Dari Abi Akrah Radhiyallohu’anhu mengatakan bahwa Nabi Shalallohu’alaihi wa Sallam berkata, “Tidak ada dosa yang Allah cepatkan adzabnya kepada pelakunya didunia ini dan Allah juga akan mengadzabnya di akhirat yang pertama adalah berlaku zhalim, kedua memutuskan silaturahmi”. (HR Bukhari dan yang lalinnya)

Dalam hadist yang lain dikatakan:
“Dua perbuatan dosa yang Allah cepatkan adzabnya di dunia yaitu berbuat zhalim dan al’uquq (durhaka kepada orang tua)” (HR Bukhari dan yang lainnya)

Keridhaan orang tua harus kita dahulukan dari pada keridhaan istri dan anak. Karena Nabi Shalallohu’alaihi wa sallam mengatakan anak yang durhaka akan diadzab di dunia dan di akhirat serta tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat.

Sedangkan dalam lafadz yang lain diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, Hakim, Ahmad dan juga yang liannya, dikatakan:

“Dari Abdullah bin Umar Radhiyallohu’anhu berkata, “Telah berkata Rasulullah Sholallohu’alaihi wa sallam, ‘Ada tidak golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yakni anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki dan kepala rumah tangga yang membiarkan adanya kejelekan (zina) dalam rumah tangganya” (HR. Hakim, Baihaqi, Ahmad)

Jadi salah satu yang menyebabkan seorang tidak masuk kedalam surga adalah durhaka kepada kedua orang tuanya.

Dapat dilihat bahwa orang yang durhaka kepada orang tuanya hidupnya tidak berkah dan selalu mengalami berbagai macam kesulitan. Kalaupun orang tersebut kaya maka kekayaannya tidak akan menjadikannya bahagia.

Seandainya ada seorang anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya kemudian kedua orang tuanya tersebut mendo’akan kejelekan, maka do’a kedua orang tua tersebut bisa dikabulkan oleh Allah Swt. Sebab dalam hadist yang shahhih Nabi Saw bersabda.

“Dari Abu Hurairah Radhiyallohu ‘anhu, ‘Telah berkata Rasulullah Saw, ‘Ada tidak do’a yang dikabulkan oleh Allah Subhanahuwata’ala yang tidak diragukan tentang do’a ini, yang pertama yaitu do’a kedua orang tua terhadap anaknya. Yang kedua do’a orang musafir yang sedang dalam perjalanan, dan yang ketiga do’a orang yang dizhalimi.

Banyak sekali riwayat yang shahih yang menjelaskan tentang akibat buruk dari durhaka kepada orang tua di dunia maupun diakhirat. Ada juga kisah-kisah nyata tentang adzab (siksa) dari anak yang durhaka, dari kisah tersebut ada yang shahih ada juga yang dla’if (lemah).

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved