Jangan Sering Memukuli Anak, Ini Efeknya
Ada seorang ibu yang sering memukuli anak sulungnya yang berusia lima tahun. Suatu hari, ibu tersebut melihat anaknya itu memukuli adiknya yang masih
SRIPOKU.COM - Ada seorang ibu yang sering memukuli anak sulungnya yang berusia lima tahun. Suatu hari, ibu tersebut melihat anaknya itu memukuli adiknya yang masih kecil.
Berita Lainnya: Efek Jangka Panjang, Anak Sering Dipukul
Kemudian, ketika ditanya, mengapa dia kasar pada adiknya?
“Aku sedang pura-pura jadi ibu,” jawab sang anak.
Setiap orangtua memiliki gaya pola asuh berbeda-beda dalam membesarkan anak. Anda mungkin merasa bahwa cubitan tidak akan meninggalkan trauma mendalam pada anak. Anda salah.
Segala bentuk kekerasan, baik secara fisik dan verbal, akan meninggalkan luka dalam diri Anda, entah terlihat atau tersembunyi dalam hatinya.
Denise Cummins, Ph.D, Cognitive Scientis dan Penulis Good Thinking: Seven Powerful Ideas that Influence the Way We Think, menguraikan tiga dampak buruk pada anak yang sering mendapatkan pukulan dari orangtua:
Mengajarkan hadapi konflik dengan kekerasan
Anda menyebutnya disiplin. Anak Anda melihatnya sebagai solusi. Pasalnya, anak akan menuruti keinginan orangtua ketika mereka menerima pukulan.
Kebiasaan itu akan dia salurkan dan dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan sosial.
Anak yang sering dipukul sewaktu kecil, kata Cummins, tidak memilik kendali diri dalam menghadapi konflik ketika mereka dewas.
Selain itu, anak melihat orangtua sebagai seseorang dengan tubuh yang lebih besar dari mereka. Jadi, mereka pun bakal berpikir bahwa memukul seseorang yang lebih kecil itu adalah hal yang lazim.
Anak yang tumbuh menjadi penindas atau pelaku bully di sekolah, kebanyakan memiliki orangtua yang kasar dan penyiksa di rumah.
Anak menjadi minder dan susah percaya orang lain
Orangtua seharusnya menjadi pelindung dan pembimbing anak dalam menjalani kehidupan. Sebab, orangtua merupakan orang dewasa yang paling dekat pada anak.
Nah, perilaku kasar orangtua justru membuat anak tidak percaya pada Anda. Kondisi ini pun membuat mereka semakin sulit mempercayai orang lain kala mereka dewasa.