Ramadan 1437 H
Banyak Amal tidak Menjamin Masuk Surga. Pelacur Malah Masuk Surga Hanya karena Hal Sepele
Surga adalah tempat kembalinya orang-orang yang beriman. Di sana mereka kekal abadi untuk selama-lamanya.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Setiap umat Islam pasti ingin masuk surganya Allah ketika meninggal dunia.
Surga adalah tempat kembalinya orang-orang yang beriman. Di sana mereka kekal abadi untuk selama-lamanya.
Di dalam Alquran dijelaskan bahwa surga adalah sebuah tempat yang sangat indah, yang belum pernah dilihat oleh manusia.
Bahkan keindahan dan berbagai kenikmatan di dalamnya belum pernah terbayangkan atau terpikirkan sama sekali oleh manusia.
Lalu bagaimana caranya agar bisa masuk surga?
Banyak orang yang menganggap dengan telah mengerjakan salat, menunaikan zakat, puasa di bulan suci ramadan, dan atau mengerjakan amal ibadah lainnya, seseorang nantinya akan masuk surga.
"Tidak ada jaminan kita beramal banyak bisa masuk surga, kalau Allah tidak ridho," ujar Ustad Abdul Fatah SH, dalam tausiyahnya sebelum salat tarawih di Langgar Haqqul Yakin, Jalan Bungaran Kelurahan 8 Ulu Palembang, Jumat (1/7/2016).
"Seseorang itu masuk surga karena rahmat dan ridho Allah," katanya.
Kemudian Ustad Abdul Fatah menceritakan tentang kisah seorang pelacur yang masuk surga hanya karena memberikan air minum untuk seekor anjing yang kehausan.
"Bayangkan. Seorang pelacur. Kita tahu kan. Maaf ngomong, bagaimana kerja seorang pelacur itu. Tapi dia masuk surga hanya karena memberi air minum anjing yang kehausan. Di sinilah rahmat Allah," ujar Ustad Abdul Fatah yang juga dikenal dengan nama Ustad Afdhal itu.
Kemudian ustad Afdhal memberi contoh lain yakni tentang kisah seorang pria yang hanya memiliki tubuh separuh.
Pria itu biasa dikenal dengan sebutan 'Sang Sebelah'.
"Dikisahkan. Suatu hari, Sang Sebelah pergi ke suatu tempat untuk bermunajat kepada Allah. Kalo baso kito nyepike diri," ujar Ustad Afdhal mengawali kisah.
Di dalam perjalanan, Sang Sebelah melewati beberapa orang. Yang pertama dia melewati seseorang yang ahli ibadah.
"Saking rajinnyo beribadah, batu tempat dio bersujud sampai lekok (berlubang)," ujar Afdhal.