Polisi Amankan Lima Orang Terkait Bentrok Berdarah

Setelah diamankan ini, Ujang dan rekan-rekannya berharap agar ia bisa dibebaskan untuk dapat kembali berkumpul bersama keluarganya.

Editor: Tarso
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Pasca bentrok berdarah yang melibatkan dua warga yang hanya dipisahkan Jalan yakni warga Lorong Jambu dan Lorong Terusan di Jalan Kadir TKR Kelurahan 36 Ilir Kecamatan Gandus Palembang, sebanyak lima orang yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut diamankan.

Kelimanya orang tersebut yakni Junaedi (42), Joni (40), Ombang (31), Ujang (48) dan Yudi.

Junaedi mengakui jika ia ikut dalam bentrokan tersebut, namun ia‎ tak mengetahui pasti awal mula kejadian. Junaedi mengatakan, ia nekat ikut dalam bentrokan itu, lantaran ia tak terima melihat adiknya yang bernama Jailani, terkapar bersimbah darah karena terlibat bentrok dengan Suwandi.

"Siapa yang tidak kesal melihat adik kandung terkapar dengan tangan yang nyaris putus kena cincang, jadi saya ikut dalam bentrokan itu," ujar pria yang pakaiannya bersimbah darah tersebut saat diamankan di Polresta Palembang, Minggu (12/6).

Setelah melihat apa yang dialami oleh adiknya tersebut, ia bersama kelima rekannya yang lain langsung mendatangi dan terlibat dalam bentrokan. Usai melampiaskan amarahnya, kawanan inipun langsung kabur meninggalkan lokasi.

Namun sial dialami oleh Junaedi, saat ia hendak kabur, ia malah diamankan anggota polisi, karena selain terlibat dalam bentrok itu, Junaedi juga kedapatan membawa senjata api rakitan (Senpira).

"Saya memang membawa senpi saat itu, namun belum sempat saya letuskan. Saya ditangkap polisi saat di jalan, sementara teman-teman saya yang lain berhasil kabur," terangnya.

Ditanya mengenai senpira yang dibawanya tersebut, Junaedi mengaku senpira itu merupakan milik temannya yang dititipkan kepadanya.

"Senpi itu punya teman saya," jelasnya.

Sementara Joni mengatakan, ia tak mengetahui apa-apa atas kejadian tersebut. Menurutnya, ia dan rekannya Ombang serta Ujang diamankan saat ia tengah berada di kediamannya.

"Kami ini tidak tahu apa-apa, tapi memang saat kejadian kami dengar kejadian itu. Malam itu, kami pulang kerja, ngumpul di rumah saya, tiba-tiba anggota polisi datang menangkap kami. Kata polisi, kalau kami tidak merasa bersalah ikut saja, jadi kami ikut saja," ungkapnya.

Sedangkan menurut informasi yang didapat Ujang, bentrok tersebut terjadi antara warga Lorong Penghulu dan Lorong Terusan, yang mana kebetulan bentrokan tersebut terjadi di kawasan Lorong Jambu.

"Kalau yang terlibat bentrok itu sih tahu pak, tapi tidak begitu kenal. Memang sering terjadi bentrok di kawasan kami ini, tapi bukan warga Lorong Jambu yang ribut, tapi selalu Lorong Jambu yang jadi sasarannya. Padahal Lorong Jambu ini tdak ada orang yang nakal," jelasnya.

Setelah diamankan ini, Ujang dan rekan-rekannya berharap agar ia bisa dibebaskan untuk dapat kembali berkumpul bersama keluarganya.

"Tadi sudah di BAP (Berita Acara Kepolisian), kami berharap agar kami dibebaskan. Kami ini tidak tahu apa-apa," harapnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved