Seorang Pasien Meninggal di Ambulans Gara-gara Warga Tolak Buka Blokade Jalan

Warga memblokde jalan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah terkait buruknya jalan di daerah tersebut.

Editor: Soegeng Haryadi
ISTIMEWA
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM, KERINCI -- Susi Marliba (37), seorang ibu asal Desa Jernih Jaya, Kecamatan Gunung Tujuh, Jambi, meninggal dunia seusai melahirkan. Dia meninggal di dalam mobil ambulans yang hendak menuju Rumah Sakit Umum MH Thalib Kerinci.

Meninggalnya Susi karena terlambat penanganan akibat jalan menuju rumah sakit diblokade warga di Kelurahan Siulak Deras, Kecamatan Gunung Kerinci, Selasa (10/5/2016) dini hari.

Warga memblokde jalan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah terkait buruknya jalan di daerah tersebut.

Budi, salah satu keluarga yang ikut mengantarkan Susi mengatakan, kerabatnya baru saja melahirkan di bidan desa yang ada di Jernih Jaya.

Setelah melahirkan, tali bali anak tidak bisa dikeluarkan. Maka Susi dibawa ke puskesmas setempat. Namun pihak puskemas merujuknya ke RS MH Tahlib Kerinci.

"Jadi saya bawa Susi bersama ambulans puskesmas menuju Sungai Penuh jam 1 malam sampai di Siulak Deras. Sampai di situ ternyata tidak bisa lewat oleh warga diblokir, saya sudah memohon dibukakan karena susi dalam keadaan kritis," ungkapnya, Selasa sore (10/5/2016).

Namun warga setempat tetap memblokade jalan dan tidak bisa dilewati sama sekali. Hampr satu jam menunggu, tak juga diperbolehkan oleh warga.

"Warga bilang kalau bisa buka, buka saja sendiri. Karena lama menunggu jalan dibuka, Susi meninggal di mobil ambulans. Baru jalan dibuka. Karena ingin memastikan meninggal kami bawa juga ke rumah sakit. Sampai di sana memang sudah lama meninggal kata dokter," ungkap Budi yang juga keluarga korban.

Kades Jernih Jaya Zalfinur membenarkan kejadian ini.

"Iya, benar ada warga kami yang meninggal, karena tidak bisa lewat di jalan Siulak Deras malam tadi, saya turut prihatin," ungkapnya.

Diselesaikan secara kekeluargaan
Sementara itu, Kepala Desa Siulak Deras, Asmirizal mengaku baru mengetahui adanya ambulans yang ditahan di daerahnya Selasa malam.

Ia mengakui saat itu kayu dan material lainnya sedang banyak di jalan, sehingga sulit dilewati. Namun ia tidak mengetahui bila ada ambulans yang lewat dan ditahan sejumlah warga. Karena saat blokade jalan sebelumnya, ambulans dibolehkan lewat.

Tindak lanjutnya, kata Asmirizal, pihaknya akan mencari oknum warga yang menahan ambulans tersebut.

Selain itu, pihaknya akan mengadakan rapat dengan orang adat dan tokoh masyarakat setempat terkait hal ini. Ia mengharaplan bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

"Aku dapat informasi malam tadi jugo kejadiannya ado orang meninggal di ambulans. Kita harap diselesaikan secara kekeluargaan. Yang blokir sebelumnya ambulan lewat dilepas warga. Tapi memang waktu malam itu kayu banyak, mungkin terhambat, nyangkut," bebernya.

"Nanti akan dibawa duduk dengan orang adat dan tokoh masyarakat," lanjut dia. (Hendri Deden Putra/Tribun Jambi)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved