Nomor Ujian Mulai Ditempel, Sekolah dan Madrasah Steril

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Memasuki H-2 pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMA sederajat, sejumlah sekolah dan madrasah mulai berbenah melakukan sterilisasi ruangan ujian.

Termasuk memasang nomor ujian di bangku yang mulai dilakukan hari ini Jumat (1/4/2016).

Para siswa kelas X dan XI pun yang usai melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS) langsung mengosongkan sekolah agar bisa dipersiapkan untuk ujian.

Seperti yang dilakukan MAN 3 Palembang. Madrasah yang masih menggunakan ujian sistem berbasis kertas ini bahkan sudah menempelkan nomor di bangku peserta.

Pantauan Sripoku.com, sejumlah panitia UN juga sedang menyusun bangku dari yang awalnya berdekatan kini diberi jarak.

Bahkan laci meja pun menghadap ke depan agar tidak memberi celah siswa untuk bekerjasama dan berbuat curang selama ujian.

Kepala MAN 3 Palembang, Drs Tugino, MPdI mengatakan, pihaknya berada di sub rayon 16. Di rayon ini ada beberapa madrasah yang ikut ke MAN 3.

"Besok (hari ini-red) kita ambil soal di dinas kota. Untuk jumlah yang ujian di sub rayon kita siswa MAN 3 ada 288, MA Muhammadiyah 1 40 anak, MA Al Firdaus 20 anak, dan MA Nasril Islamiyah 7 anak. Total ada 355 anak yang akan ujian di MAN kita," jelasnya.

Para siswa pun sudah diberi bekal agar siap menghadapi UN kali ini.

Apalagi pihaknya juga sudah meminta pengamanan dari Polsek IB 1 Palembang untuk stand bye menjaga soal selama berada di tempat penyimpanan.

"Ada 19 ruangan yang dipakai untuk ujian. Kita berusaha menciptakan suasana kondusif dan aman selama pelaksanaannya nanti. Terutama menjaga integritas kejujuran siswa agar bisa menjalani ujian dengan usaha sendiri," ungkapnya.

Salah satu siswa, Okta kelas XII mengatakan, ia dan teman-temannya sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi UN Senin nanti.

Termasuk mengikuti doa dan khatam Quran bersama yang diselenggarakan di Mushalah madrasah mereka.

"Tinggal menjaga kondisi saja biar fit. Karena selama ini memang sudah sering mengikuti TO dan belajar tambahan," ujarnya.

Ia mengaku, sempat memang ada oknum yang menawari kunci jawaban kepada ia dan beberapa temannya. Namun tidak serta-merta mempercayai adanya bocoran tersebut.

"Ini kan 20 paket, soal setiap anak berbeda. Makanya percaya saja pada kemampuan diri sendiri. Belum tentu kunci itu benar semua," tegasnya.