Abadikan Momen tak Terlupakan Semasa SMA dengan Album Kenangan

Masa SMA memang menjadi salah satu momen yang sulit untuk dilupakan.

Penulis: Refli Permana | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/REFLI PERMANA
Oscar (menghadap belakang) saat memberikan instruksi kepada siswa dalam suatu sesi foto pembuatan alkena, Rabu (10/2/2016). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Masa SMA memang menjadi salah satu momen yang sulit untuk dilupakan.

Tak heran, setiap kali pengumuman kelulusan sekolah seringkali diwarnai dengan tangis haru karena akan berpisah dengan teman dan guru-guru di sekolah.

Masa setelah sekolah tentu membuat satu sama lainnya akan memiliki kesibukan yang berbeda dan tidak akan bertemu setiap hari lagi.

Untuk itu, ada beberapa cara supaya momen ketika masih bersekolah terngiang lagi di kepala.

Salah satunya adalah dengan membuat album kenangan, yang sekarang dikenal dengan sebutan alkena.

Tren alkena sekarang sudah masuk ke Palembang karena sejumlah sekolah sudah mulai melakukannya.

Dikatakan salah satu pemilik event organizer di Palembang bernama Zaltha Digital Studio Production (ZDSP), Oscar Ryzal, dirinya sudah beberapa kali mendapat tawaran untuk membuatkan alkena.

Mulai dari SMA swasta hingga SMa negeri sudah beberapa kali meminta dibuatkan konsep alkena untuk murid-murid yang akan lulus dari sana.

"Sudah tiga tahun ini sering mendapat order untuk dibuatkan alkena. Secara garis besar, pembuatan alkena itu seperti rangkaian foto pre-wed," kata Oscar, Rabu (10/2/2016).

Maraknya pembuatan alkena dari pihak sekolah, Oscar mengatakan, ditengarai karena para siswanya meninginkan suatu media supaya momen ketika bersekolah bisa terus diingat.

Selama ini, ketika para siswa lulus dari sekolah, bisa dikatakan tidak ada media yang bisa dijadikan sebagai kenang-kenangan.

Apabila ada, terkadang hilang begitu saja karena hanya sebatas foto biasa atau kertas yang kualitasnya tidak bagus.

Dengan menggunakan alkena, lanjut Oscar, momen semasa saat sekolah akan bisa terus diingat.

Pasalnya, alkena dibuat seperti album dimana foto seluruh teman dan guru di sekolah bisa terpampang di sana.

Yang lebih istimewa, pengambilan foto-foto tersebut dilakukan dengan cara yang tidak biasa karena melalui suatu konsep yang menyerupai foto pre-wed.

Tentu kegiatan semenarik ini akan sangat sulit hilang dari benak mereka yang melakukannya.

Dilanjutkan ryzal, dalam pembuatan alkena, pihak sekolah biasanya memang menunjuk event organizer yang ditugasi untuk mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan alkena.

Entah itu kostum, seting, deseain, atau tema dari alkena yang dibuat.

Jika dilakukan oleh sekolah itu sendiri dinilai tidak akan maksimal karena butuh tenaga profesional untuik membuat alkena yang indah dilihat.

"Kalau di ZDSP, biaya bisa disesuaikan dengan pihak sekolah, yakni mulai dari Rp 100 ribu per siswa. Harga bisa bervariasi dan akan semakin mahal apabila pihak sekolah menyerahkan segala sesuatunya ke pihak event organizer, entah itu make-up, properti, penentuan lokasi, transport, pakaian, dan lain-lain. Jika seperti itu, harganya bisa mencapai Rp 500 ribu per siswa," kata Oscar.

Layaknya foto untuk kepentingan pernikahan, Oscar mengatakan, pembuatan alkena terdiri dari dokumentasi foto dan video.

Mereka yang ingin dibuatkan alkena selanjutnya mencari lokasi untuk pengambilan gambar.

Mereka bisa menggunakan pakaian yang sudah dimiliki atau menyewa pakaian dari pihak event organizer, pun begitu dengan properti yang ingin digunakan.

Nantinya, pihak event organizer akan memberikan foto, baik yang berupa gambar asli maupun yang sudah diberi editan, dalam bentuk album.

Menurut sejumlah siswa yang sudah pernah ikut serta membuat alkena, salah satunya diketahui bernama Jania, alkena bisa membuat dirinya mengingat kembali masa-msa sekolah.

Ketika sedang tidak ada kerjaan, membolak-balik alkena membauitnya serasa sedang kembali ke jaman sekolah.

Sebab itu, meski harus merogoh uang tambahan untuk membuat alkena, dirinya tidak merasa keberatan.

"Sudah melihat hasilnya dan saya merasa cukup puas. Kalau memiliki alkena sebagus inji, tentu tidak akan bosa untuk melihatnya," kata pelajar kelas XII SMA Muhammadiyah 2 Palembang ini.

Namun, ada juga beberapa pelajar yang tidak mendukung pembuatan alkena, dan hal tersebut salahs atunya dilontarkan oleh Resti.

Tentu saja alasannya perihal uang. Bagi siswa yang bukan datang dari keluarga beruang, uang pembuatan alkena bukanlah masalah.

Namun, bagi yang datang dari keluarga sederhana atau berkecukupuyan, tentulah sangat memberatkan.

"Yang saya tahu, alkena itu diwajibkan sama pihak sekolah, jadi para siswanya wajib membayar untuk pembuatan alkena tersebut. Saya tentu kurang setuju karena alkena bisa dibuat sendiri tanpa harus mengeluarkan uang banyak," kata REsti.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved