ISIS Benarkan Kematian "Jihadi John", Algojo Terkenal Kelompok Itu

Nama aslinya telah diidentifikasi sebagai Mohammed Emwazi. Ia merupakan warga Inggris keturunan Arab.

Editor: Soegeng Haryadi
YOUTUBE
Pria bertopeng yang memenggal wartawan AS James Foley ini oleh media Barat disebut sebagai Jihadi John karena sangat fasih berbahasa Inggris. Intelijen Inggris akhirnya mengungkap identitas sang algojo yang ternyata adalah seorang pria asal kota London. 

SRIPOKU.COM, DUBAI — Sebuah media yang terkait dengan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS, Selasa (19/1/2016), merilis sebuah tulisan untuk mengenang (eulogy) "Jihadi John", anggota kelompok militan itu yang menjadi terkenal karena aksinya mengeksekusi para sandera yang difilmkan dan disebarkan ke internet.

SITE, organisasi Amerika yang memantau kelompok teroris, melaporkan hal tersebut.

Jihadi John merupakan nama samaran. Nama aslinya telah diidentifikasi sebagai Mohammed Emwazi. Ia merupakan warga Inggris keturunan Arab.

Militer AS, November lalu, mengatakan bahwa pihaknya "cukup yakin" telah membunuh militan itu dalam sebuah serangan dengan menggunakan pesawat tak berawak.

Majalah ISIS, Dabiq, menulis tentang Emwazi dengan nama menggunakan julukannya "Abu Muhajir al-Muharib".

"Hari Kamis, tanggal 29 Muharram 1437 (atau 12 November 2015), Abu Muharib akhirnya mati syahid di jalan Allah, sesuatu yang dia inginkan begitu lama, ketika mobil yang ditumpanginya terkena serangan pesawat tak berawak di kota Raqqa. Serangan itu menghancurkan mobil tersebut dan membunuhnya seketika," tulis Dabiq.

Emwazi mencerminkan wajah umum ISIS dan simbol kebrutalan kelompok itu setelah muncul dalam sejumlah video yang menunjukkan pembunuhan wartawan AS Steven Sotloff dan James Foley, pekerja bantuan AS Abdul-Rahman Kassig, pekerja bantuan Inggris David Haines dan Alan Henning, serta wartawan Jepang Kenji Goto dan sejumlah sandera lainnya.

Emwazi menjadi salah satu orang yang paling dicari di dunia. Pria itu lahir di Kuwait tahun 1988. Ia dibawa ke Inggris oleh keluarganya saat berusia 6 tahun dan lulus dari kuliah pemrograman komputer di London.

Tiga buah drone (pesawat tak berawak), satu milik Inggris dan dua milik Amerika, terlibat dalam serangan di Raqqa itu. Salah satu drone milik Amerika menghantam mobil yang ditumpangi Emwazi.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved