Sampah Berserakan Timbulkan Bau tak Sedap
Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan masih kurang. Sebagian masyarakat masih suka membuang sampah di sembarang tempat.
Penulis: Ahmad Farozi | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU -- Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan masih kurang. Sebagian masyarakat masih suka membuang sampah di sembarang tempat.
Seperti terlihat di beberapa titik ruas Jalan Nangka Lintas RT4 Kelurahan Batuurip Kecamatan Lubuklinggau Utara II. Tumpukan sampah tampak berserakan di pinggir jalan yang menimbulkan aroma tak sedap.
Sampah yang menumpuk di lokasi tersebut, merupakan sampah rumah tangga yang dibuang begitu saja di pinggir jalan. Sampah-sampah yang dibungkus kantong plastik terebut sebagian isinya banyak yang tumpah karena plastiknya sudah robek, sehingga merusak pemandangan bagi orang yang lewat.
Pantauan Sripo, di sepanjang jalan ini, ada dua titik tumpukan sampah yang lokasinya tak terlalu jauh. Yaitu, sekitar 50 meter di sisi kiri SMPN8, dan sekitar 100 meter dari SMPN8. Masyarakat menjadi terbiasa membuang sampah di lokasi tersebut.
Bahkan, kadang terlihat ada orang yang menggunakan sepeda motor, sengaja datang ke lokasi untuk membuang sampah. Sambil lewat, mereka membuang bungkusan plastik atau bekas karung yang terisi sampah, rata-rata sampah rumah tangga.
"Kami sudah cek dilokasi tersebut, memang masih banyak masyarakat yang membuang sampah secara sembarangan ditempat tersebut. Kita bersihkan, kemudian menumpuk lagi, jadi memang sudah perilaku. Itu yang dipinggir jalan seperti itu, bagaimana yang diperkampungan,," kata Kiagus Effendi Fery, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Lubuklinggau.
Menurutnya, untuk mengatasi persoalan sampah, ia mempunyai pemikiran agar di setiap rukun tetangga (RT) memiliki motor khusus untuk kendaraan pengangkut sampah.
Motor yang dikendarai petugas pengangkut sampah tersebut setiap hari datang ke rumah-rumah warga, untuk mengambil sampah.
Selanjutnya, sampah-sampah dari rumah tangga itu diangkut ke titik kumpul, atau kontainer-kontainer yang sudah disediakan dibeberapa tempat tertentu.
Dari kontainer, selanjutnya dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA), menggunakan truk penganhkut sampah.
"Untuk mengadakan motor pengangkut sampah disetiap RT, kita memiliki keterbatasan. Maka sedang kita pikirkan, apakah pengadaannya secara mandiri atau bagaimana. Kita sedang berupaya melakukan sosialisasi kepada pihak RT, melalui camat atau lurah," katanya.