Eksklusif Sriwijaya Post
Nurul Tawarkan Ginjal Rp 300 Juta Demi Bayar Utang Ayah
Lilitan hutang dengan nilai lebih dari Rp 250 juta tersebut, akhirnya membuat Nurul berpikiran pendek.
Penulis: Damayanti Pratiwi | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Nurul (18) terisak ketika mengingat kedatangan sejumlah orang yang tak pernah dikenal sebelumnya ke rumahnya pada pertengahan Desember tahun 2015 lalu.
Hampir setiap hari, rumahnya didatangi orang untuk menagih hutang pada sang ayah. Hutang yang diakui Nurul selama ini tak pernah diceritakan sang ayah pada ibu serta keluarga lainnya.
Para penagih hutang tersebut pun seolah kompak menetapkan akhir Januari ini jatuh tempo semua hutang harus dilunasi.
Lilitan hutang dengan nilai lebih dari Rp 250 juta tersebut, akhirnya membuat Nurul berpikiran pendek.
"Saya mau jual satu ginjal saya mbak. Dengan tawaran harga di atas Rp 300 juta," ungkapnya kepada Sriwijaya Post (Sripo), Rabu (6/1/2015).
Nurul mengirimkan pesan singkat ke nomor hotline Sripo beberapa hari yang lalu. Dalam pesan singkat tersebut, Nurul mengaku ingin menjual ginjalnya karena kebutuhan ibunya.
Cukup sulit bagi Sripo untuk menghubungi nomor kontak Nurul, meski pada akhirnya mendapatkan respon dan berkesempatan untuk bicara.
Namun Nurul enggan bertemu langsung karena ia tak berani berada di luar rumah. Ia pun belum memberitahukan niatnya ini pada kedua orangtuanya.
Keputusan yang cukup berani diambil oleh remaja yang baru lulus dari jenjang SMA ini ternyata telah dipikirkannya cukup matang. Awalnya ia mengetahui informasi menjual ginjal ini dari internet dan mulai mencari tahu kemungkinannya.
Nurul mengaku sudah sempat berkonsultasi dengan dokter yang ia akui tak ingat namanya. Ia menyatakan siap dengan segala konsekuensi jika akhirnya harus melanjutkan hidupnya hanya dengan satu ginjal saja.
Bahkan, ia juga paham jika keputusannya menjual organ tubuh ini termasuk perbuatan yang melanggar hukum.
"Saya siap dengan segala kemungkinan. Tapi saya tidak punya pilihan lain, cuma dengan jual ginjal saya akan mendapatkan uang banyak dalam waktu dekat," tuturnya.
Dengan nada suara yang lemah, Nurul pun mengaku saat ini kondisi keluarganya sangat kesulitan. Hutang yang ternyata telah "dikumpulkan" ayahnya selama dua tahun terakhir, karena ternyata usaha sang ayah mengalami pailit.
Hanya saja, ayahnya tak sama sekali menceritakan kondisi tersebut pada keluarganya, bahkan pada sang ibu. Akibatnya, setelah banyaknya penagih hutang datang ke rumahnyo, kedua orangtuanya kerap bertengkar.
"Ayah itu juga pernah ditipu, bahkan dua kali. Ditipu oleh asuransi investasi dan anak buah pas mau coba bangkit lagi," katanya.