4 Kebenaran Tentang Barbarossa Bajak Laut Muslim yang Ceritanya Diplintir oleh Barat
Barborosaa justru sangat heroik dan jauh dari sifat-sifat tercela. Eksistensi Barbarossa sendiri sangatlah penting bagi perkembangan dunia Islam.
Sudah puluhan bahkan ratusan kali pertempuran laut terjadi antara Turki Ustmani dan Eropa, namun mayoritas dimenangkan oleh Barbarossa bersaudara. Namun, ada satu momen di mana ini jadi pulukan terberat bagi Khairudin Barbarossa. Hal ini tak lain adalah kematian saudara sejiwanya Aruj dalam sebuah pertempuran melawan bangsa Eropa.
Kejadian ini menjadi pembakar semangat Khairudin untuk bisa berjuang lebih maksimal lagi. Hasilnya pun luar biasa. Sepenuhnya laut tengah dan Afrika utara dikuasainya. Tak ada satu pun kapal bangsa Eropa yang berani melewati wilayah Khairudin, kecuali mereka bersedia membayar jizyah atau pajak. Makin jumawa kekuatan kelautan pasukan elit ini di tangan Barbarossa, yang kali ini telah sendiri.
4. Pertempuran Melawan Andrea Doria, Pelaut Kebanggaan Eropa
Perjuangan paling Heroik dari Barbarossa atau Khairudin, adalah ketika ia dihadapkan dengan Andrea Doria. Pria ini dikenal sebagai pentolannya militer bangsa Eropa yang namanya begitu mashyur karena pengalamannya yang sudah sangat banyak. Andrea Doria dipilih karena sudah tidak ada yang sanggup melawan Barbarossa.
Pertempuran menegangkan ini terjadi di sekitar tahun 1538 di mana kondisi kedua pihak sangatlah timpang. Doria memimpin ratusan kapal perang Galleon yang melegenda itu, ditambah dengan pasukan tempur yang jumlahnya ratusan ribu. Barbarossa, ia hanya memiliki sepertiga dari kekuatan musuh baik kapal maupun pasukan. Meskipun demikian, hal tersebut tak membuat Barbarossa merasa takut atau pun mundur.
Pertempuran berjalan alot namun aura kemenangan sudah bisa dirasakan pihak Barbarossa. Hanya sekitar 5 jam pertarungan, Khairudin dan pasukan Janissary-nya berhasil menggempur Andrea Doria untuk mundur. Sekali lagi, nama Barbarossa makin jumawa di lautan. Sedangkan Doria sudah tidak berani mengangkat muka lagi karena si kebanggaan Eropa ini sudah kalah.
Begitulah kisah yang tertulis dalam sejarah tentang Barbarossa, sang kapten Muslim yang namanya sangat ditakuti oleh Eropa. Bangsa-bangsa barat kemudian hari memelintir cerita aslinya sehingga menunjukkan sifat Barbarossa yang berkebalikan dengan aslinya. Barbarossa sendiri tak tewas seperti yang diceritakan oleh mereka, ia menghembuskan nafas terakhirnya di usia 68 tahun dengan sangat tenang di kamar pribadinya. (boombastis.com/tribunnews.com forum)