Cabai Merah Kriting Tembus Rp 100 Ribu Per Kilogram

Jika di penghujung tahun 2015 cabai kriting masih di kisaran Rp 40 ribu perkilogram saat ini melambung hingga kisaran Rp 100 perkilogram.

Penulis: Ehdi Amin | Editor: Tarso

SRIPOKU.COM, LAHAT -- Mengawali awal tahun baru 2016 para ibu rumah tangga dihadapkan dengan melambungnya harga cabai kriting.

Jika di penghujung tahun 2015 cabai kriting masih di kisaran Rp 40 ribu perkilogram saat ini melambung hingga kisaran Rp 100 perkilogram.

Kendati dirasa cukup mahal namun sebagian warga pasrah karena harus memunuhi kebutuhan memasak.

Kenaikkan harga cabai kriting seperti terpantau di Pasar Tradisional Modern (PTM) Serelo Lahat, Senin (4/1). Sulastri (49) salah satu pedagang menuturkan secarah jelai ia tidak mengetahui persis kenapa harga cabai langsung melambung di awal tahun 2016 ini.

Namun dirinya memprediksi kenaikkan dipicu lantaran dalam dua pekan terakhir hingga memasuki tahun baru 2016 Kabupaten Lahat, Pagaralam diguyur hujan hingga menyulitkan petani untuk memanen cabai kriting.

"Kalau kenaikkan yang cukup tajam terjadi awal tahun. Mungkin karena memasuki musim hujan atau petani libur tahun baruan,"ujar Sulastri saat dibincangi dilokasi usahanya.

Menurutnya, selain dipasok dari beberapa kecamatan di Lahat dirinya juga mengambil pasokan cabai dari Pagaralam. Kendati demikian pasokan cabai yang masuk kepedagang di pasar sangat sedikit yang berdampak kepada kenaikkan harga.

"Kalau langganan dari Pagaralam namun kalau saat ini karena pasokan terbatas kita menerima dari mana saja. Meski mahal kita tetap beli karena untuk memunuhi permintaan pelanggan,"ujarnya.

Sementara Maman (51) yang juga pedagang di PTM Serelo Lahat mengaku kenaikkan harga cabai tak mengurangi daya beli masyarakat. Kendati terjadi penurunan setiap pembelian yang dilakukan terlebih bagi pengusaha rumah makan, warung dan sejenisnya yang memang membutuhkan cabai.

"Biasanya jika harga normal beli 1 kilo, ini ada yang beli cuma setengah kilo. Tapi masih seperti biasa daya belinya, apalagi memang cabe tidak banyak dijual,"terangnya.

Maman sendiri memperkirakan kenaikan harga ini tidak akan berlangsung lama. Menurutnya jika hujan sudah intensitasnya tak terlalu tingga dan memasuk pertengan bulan harga akan kembali normal.

"Ya kita berharap segara normal kembali karena keuntunganya juga tak sebanding dengan saat harga murah karena daya beli warga lebih tinggi,"harapnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved