Pak Raden Harapkan Hal Ini Kepada Jokowi, Tapi Tidak Kesampaian

Meninggalnya seniman Suyadi atau Pak Raden pada Jumat (30/10/2015) malam mengejutkan banyak.

Editor: Darwin Sepriansyah
Tribunnews.com/Valdy Arief
Jenazah Suyadi atau yang lebih dikenal sebagai Pak Raden dibawa ke Masjid Al Islah, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (31/10/2015). 

Trimo merupakan siswa SD inpres yang memiliki bapak dengan profesi sebagai dalang dan ia selalu membantu pementasan bapaknya serta buku ketiga bercerita tentang tokoh bernama Sumantri.

Buku itu berkisah tentang persahabatan dan cinta Tanah Air.

Mendongeng PNS DKI
Seusai bertemu Basuki, Pak Raden mendongeng di selasar Balai Kota.

Aksinya menarik perhatian wartawan, pegawai negeri sipil (PNS) DKI, dan beberapa warga di tempat itu.

Pak Raden membawakan cerita berjudul "Mari Buka Celana" dan "Bersyukur". Dongeng "Mari Buka Celana" bercerita tentang seorang ibu yang memiliki lima orang anak yang bernama Maribu, Marika, Marice, Marila, dan Marina.

Adapun dongeng "Bersyukur" bercerita tentang seorang nenek yang sudah tidak memiliki kaki secara lengkap, tetapi nenek tersebut tak pernah lupa untuk bersyukur dan mengucap syukur.

Pada kesempatan itu, Pak Raden juga meminta izin untuk mengamen dan menawarkan lukisan terbarunya. Pak Raden wafat pada usia 82 tahun di Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Pusat, Jumat (30/10/2015) malam.(*)

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved