Kisah Pilu Pertemuan Mahasiswi Hukum dengan Ayahnya yang Jadi Gelandangan
Diana Kim (30) sudah tak bertemu lagi dengan sang ayah sejak usianya masih lima tahun
SRIPOKU.COM, HAWAII - Diana Kim (30), seorang fotografer asal Hawaii dan juga seorang mahasiswi hukum, sudah tak bertemu lagi dengan sang ayah sejak usianya masih lima tahun.
Sang ayah meninggalkan ibunya dan dirinya dan sudah tak pernah bertemu lagi sejak saat itu, sampai akhirnya Kim menemukan sang ayah hidup di jalanan sekitar dua tahun yang lalu.

ISTIMEWA
Sang ayah dan Diana Kim saat masih kecil.
Dikutip dari Yahoo! Parenting (7/8/2015), ibu dari dua orang anak ini memiliki masa kecil yang cukup menyedihkan.
Terkadang ia selalu tinggal berpindah-pindah. Baik itu di rumah keluarga yang lain, bahkan sampai tinggal di mobil, taman, dan rumah teman-temannya. Selama masa-masa sulit itu, ia mulai memiliki ketertarikan dengan dunia fotografi.
”Dulu ayah saya pernah memiliki sebuah studio foto di Honolulu,” ungkapnya.
”Dan sebagai anak, dia selalu mengizinkan saya bermain dengan kamera-kamera bekas yang sudah tak terpakai. Saat sudah sekolah, saya mengambil kelas fotografi dan selalu menghabiskan sebagian besar waktu saya di kamar pencucian foto,” tambahnya, dikutip dari Yahoo! Parenting.

Foto: Yahoo! Parenting
Diana Kim dan sang ayah pada 2015.
Dan di tahun pertama kuliahnya, Kim memulai hobi fotografinya dengan mengabadikan momen-momen tentang kaum tunawisma yang ada di sekitarnya.
”Saya merasa tergugah dengan nasib mereka, seolah ada ikatan di antara kami. Saya tahu rasanya disingkirkan dan terbuang dan tak memiliki kehidupan layak yang saya idam-idamkan dulu.”
Pada 2013, akhirnya Kim bertemu dengan sang ayah, yang berada di antara pria dan wanita tunawisma yang dia abadikan. Nenek Kim sendiri memberitahukan bahwa sang ayah tengah sakit parah.
”Awalnya, saya kira dia hanya sakit fisik biasa,” ucapnya.
”Saat saya lihat kondisinya, ia menderita gangguan mental yang sangat parah.”

Diana Kim
Ayah Kim saat tengah dirawat akibat serangan jantung pada Oktober 2014.
”Ia tak pernah mandi akibat gangguan jiwa tersebut dan kerap mendengarkan suara-suara aneh di kepala yang melarangnya untuk mandi,” tulis Kim dalam blog pribadinya, The Homeless Paradise.
”Saya tak tahu kapan dan apa sebabnya dia menjadi seperti itu. Tapi saya yakin penyakitnya semakin hari semakin memburuk. Perlahan, ia seperti kehilangan arah dan tak tahu kemana melangkah.”
Kim menemukan sang ayah sedang berdiri di antara persimpangan jalan di Honolulu.
Setelah didekati dengan hati-hati, ia menepuk pundaknya, meski tak dihiraukan.
”Semua terasa berat. Rasanya sangat menyakitkan menghadapi kenyataan ini. Rasanya sedih dan membangkitkan semua kenangan masa kecil saya,” ungkapnya.
Berulang kali, ia dan anggota keluarga lainnya berusaha untuk meyakinkan sang ayah untuk berobat, mandi, makan, dan mengganti pakaiannya namun selalu ditolak.
Pada Oktober 2014, sang ayah terkena serangan jantung. Beruntung, seseorang memanggil ambulans dan membawanya ke rumah sakit.
”Rasanya sangat sedih mengetahui bahwa ayahku sudah di rumah sakit selama seminggu, tanpa satupun keluarganya mengetahui kalau ia sakit keras,” ucapnya kepada Yahoo! Parenting.
”Benar-benar sebuah momen mengharukan melihatnya terbaring di atas kasur. Ia terlihat jauh lebih bersih dari sebelumnya. Mungkin sudah lama ia tak berbaring di atas kasur dan akhirnya ia bisa merasakan nikmatnya tidur di atas kasur lagi.”
Beberapa waktu kemudian, sang ayah berhasil sembuh dari masa kelamnya. Ia tak lagi tunawisma, penyakitnya pun perlahan membaik, dan bisa kembali berkumpul bersama keluarganya.
”Masa lalu kami memang kelam, tapi saya akan tetap fokus dengan apa yang ada sekarang. Saya sadar butuh waktu lama untuk mengembalikan kondisinya seperti sedia kala. Tapi senang rasanya melihat ia kembali. Benar-benar sebuah keajaiban.”
Setelah menamatkan pendidikannya, Kim berniat untuk lebih membantu sesama, terutama mereka yang tak memiliki tempat tinggal, guna mendapatkan kembali hidup yang lebih layak.
Ia menambahkan: ”Kita semua adalah manusia, tak peduli apakah kita memiliki sesuatu atau tidak.” (Sadam Husen, Sumber: Yahoo! Parenting/Makenzie Koch)
