Sungai Komering Surut, Berkah bagi Penambang Pasir

Kemarau yang terjadi dan menyebabkan menurunnya aliran Sungai Komering selain membawa keuntungan juga membawa keresahan bagi masyarakat.

Penulis: Evan Hendra | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM/EVAN HENDRA
Salah satu warga saat mencari ikan di aliran Sungai Komering menggunakan jala. Saat ini Sungai Komering di wilayah OKU Timur surut akibat musim kemarau. 

SRIPOKU.COM, MARTAPURA -- Musim kemarau yang sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir di Kabupaten OKU Timur dan di hulu sungai menyebabkan debit air Sungai Komering mengalami penurunan.

Dari pengamatan Selasa (29/7/2015), jika sebelumnya seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) penuh dengan air mengalir yang cukup deras, namun sejak beberapa minggu terakhir air mengalir cukup dangkal.

Bahkan di tengah-tengah sungai terlihat gundukan-gundukan pasir yang membentuk pulau-pulau kecil akibat pendangkalan yang terjadi.

Menurunnya aliran Sungai Komering tersebut membawa keuntungan tersendiri bagi masyarakat yang berdomisili disekitar aliran sungai.

Masyarakat yang biasanya menjadi penambang pasir tradisional menjadi lebih mudah untuk mendapatkan pasir karena pendangkalan yang terjadi menyebabkan pasir membentuk gundukan-gundukan kecil.

"Selain memudahkan warga mencari pasir, menurunnya debit air Sungai Komering juga memberikan kemudahan bagi warga yang akan mencari ikan.

Warga yang selama ini kerap menyelam untuk memanah ikan kini cukup bermodalkan jala untuk mendapatkan ikan Sungai Komering," ungkap Beny, warga Matapura Selasa (28/7/2015).

Menurut Beny, kemarau yang terjadi dan menyebabkan menurunnya aliran Sungai Komering selain membawa keuntungan juga membawa keresahan bagi masyarakat.

Aliran Sungai Komering yang selama ini menjadi tumpuan petani dalam bercocok tanam kini mereka hanya berharap agar aliran sungai kembali normal.

"Penurunan debit air ini juga menyebabkan sumur-sumur bor petani yang diandalkan untuk mengairi sawah saat musim kemarau mengering," katanya.

Sementara Hamzah, petani lainnya mengatakan saat ini petani hanya bisa pasrah dan menunggu hingga musim penghujan mulai turun kembali sehingga tanaman petani tidak mengalami kekurangan pasokan air.

"Mudah-mudahan hujan segera turun agar kekeringan ini tidak berangasur terlalu lama. Kami tidak tahu lagi bagaimana caranya agar tanaman kami tidak mati. Harapan aatu-satunya adalah hujan segera turun," katanya.

Kepala BPBD OKU Timur Ali Pasyai mengatakan, wilayah OKU Timur masih terbilang normal dibandingkan wilayah lainnya.

Berdasarkan data dari pihak BMKG kata dia, OKU Timur masih terbilang normal.

"OKU Timur masih diselingi hujan meski panasnya diluar sangat luar biasa. Namun kata BMKG masih dalam tahap normal," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved