SSL 2015
Meski Ramadan PSSI-Kemepora tak Mau Damai, Pelatih SSL Kecewa
"Tidak hanya pemain, pelatih dan ofisial serta pedagang pun, mengalami kerugian.
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM-Kisruh SSI dengan Kemenpora memberikan dampak besar bagi pelaku sepakbola, bahkan pemain belia yang bermain di Sekolah Sepakbola (SSb) pun merasakan dampaknya, terutama dari sisi euforia dan motivasi termasuk pemain SSL.
Rata-rata, para pelatih SSL meminta PSSI dan pihak Kemenpora bisa berdamai, namun nyatanya justru kedua pihak tidak bisa memanfaatkan moment Ramadan ini sebagai ajang introspeksi diri dan bersilaturahmi.
Pelatih SSL yang juga pelatih Tim Putra Andalas, Anggi Astrea mengatakan, yang mengalami kerugian, tentu saja pemain-pemain yang sudah kecil berlatih sepak bola dan masyarakat kecil yang mencari rezeki dengan berjualan ketika pertandingan.
"Harapan kami di bulan Ramadan ini mereka bisa berdamai, nyatanya tidak sama sekali. Kasihan anak-anak karena tidak ada tempat bagi mereka menjalani pertandingan," ujarnya.
Pelatih persegrata Supriono alias Yoyon pun mengungkapkan kekecewaannya kepada PSSI dan Kemepora, yang tadinya diharapkan bisa islah di bulan Ramadan, ternyata egois mempertahankan pendapat masing-masing."Pada akhirnya yang dikorbankan anak-anak. Mereka seperti hilang motivasi," jelasnya. Namun Yoyon tetap berharap SSL tetap berlanjut, karena ini menjadi pembeda di balik ketidakjelasan kompetisi.
Sementara Sunarto Pelatih Putra Damai beranggapan bahwa seharusnya perselisihan ini tidak terjadi. Kalau memang pada akhirnya PSSI dibubarkan, maka akan banyak orang yang mengalami kerugian."Tidak hanya pemain, pelatih dan ofisial serta pedagang pun, mengalami kerugian. Seharusnya, mereka tidak mementingkan egoisme pribadi. Kepentingan masyarakat Indonesia yang harus diutamakan," ujar Sunarto.