Breaking News

Sumur Bor PT Seleraya Meledak

SKK Migas: Tekanan dari Dalam Tanah Kelewat Besar

Mengenai penyebab tekanan yang terlalu besar tersebut, Tirat mengaku dirinya tidak dapat memprediksi hal apa yang mungkin terjadi di dalam tanah.

Editor: Soegeng Haryadi
ISTIMEWA
Ledakan yang terjadi dilokasi pengeboran PT Seleraya, Senin (7/7/2014) sekitar pukul 14.30 hingga petang menimbulkan kebakaran yang cukup besar. Kilauan cahaya merah dari kobaran api bahkan terlihat hingga jarak 20-an kilometer dari lokasi kejadian. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Kejadian meledaknya sumur minyak West 8 di Desa Belani Kabupaten Muratara pada Senin (7/7/2014) sekitar pukul 14.30 dibenarkan pihak SKK Migas. Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel Tirat Sambu Ichtijar mengatakan ledakan atau blow out tersebut terjadi akibat tekanan yang terlalu kuat dari dalam tanah.

Hingga kini, mengenai besarnya blow out yang terjadi pihaknya belum menerima detilnya. Hanya saja, SKK Migas sudah berkoordinasi dengan pihak pemadam kebakaran untuk dapat memadamkan api sehingga tidak menjalar ke area lainnya.

"Jika sampai menjalar tentu kerugian yang akan disebabkan semakin besar. Blow out preventer (BOP) yang ada di daerah tersebut beroperasi dengan baik, hanya saja karena tekanannya terlalu kuat, sehingga alat tersebut tak dapat menahan," ujarnya ketika dikonfirmasi Sripo.

Mengenai penyebab tekanan yang terlalu besar tersebut, Tirat mengaku dirinya tidak dapat memprediksi hal apa yang mungkin terjadi di dalam tanah. "Hingga malam ini informasi yang kami terima api belum padam dan petugas masih berusaha. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini," terangnya.

Namun, berdasarkan kejadian ini pihaknya mengetahui di daerah tersebut ternyata banyak terkandung minyak dan gas bumi. Selama ini, Tirat mengatakan pihaknya belum mengetahui jika di daerah tersebut terkandung kekayaan alam tersebut.

"Setiap blow out ada hikmahnya, artinya jika terjadi blow out tentu ada minyak dan gas bumi yang dapat menjadi pemicu," jelasnya.

Mengenai besaran kerugian pun, dirinya belum dapat memastikan karena masih menunggu api padam. "Kita tunggu api padam dan cek langsung, baru kemudian kita dapat menentukan besaran kerugian kita," tambahnya.\

Namun, pihaknya akan segera melakukan perhitungan kerugian yang disebabkan tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved