Pisau Cukur Bisa Menularkan Virus HIV/AIDS
Puluhan mahasiswa dari Sekolah Ilmu Kesehatan se-Kota Palembang, Minggu (15/6) mengikuti seminar kesehatan Seks Bebas Remaja dan HIV AIDS.
Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Puluhan mahasiswa dari Sekolah Ilmu Kesehatan se-Kota Palembang, Minggu (15/6) mengikuti seminar kesehatan Seks Bebas Remaja dan HIV AIDS.
"HIV/AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. HIV menyerang dan menghancurkan sistem kekebalan sehingga tubuh tidak mampu melindungi diri. HIV akan tertularkan melalui hubungan seksual dengan orang yang telah teridentifikasi virus AIDS tanpa pengaman. Gejala yang dihasilkan meliputi pembengkakan kelenjar leher atau ketiak, sering demam, keringat malam, serta rasa lelah yang tidak diketahui penyebabnya,"ujar pembicara Ngo Cakra Sumsel. Minggu (15/6) di Hotel Bumi Asih Jalan Kapten A Rivai Palembang.
Drs M I Zulkarnaen DM, Ketua Umum dan Project Director, Yayasan Cakra Sumsel, sebagai pembicara dalam acara seminar, mengatakan virus HIV dapat menyerang semua kalangan dari bayi hingga orang tua. Virus tersebut bukan hanya menular lewat hubungan bebas seksual, tetapi juga melalui pisau cukur.
" Pisau cukur yang digunakan belum tentu steril, bisa saja pengidap HIV/AIDS mencukur rambut dan kumisnya, lalu berdarah dan menempel di pisau tersebut, nah orang selanjutnya dipastikan akan mengidap virus tersebut, " katanya.
Ia menjelaskan, virus HIV/ AIDS akan bertahan di lingkungan terbuka selama empat jam, lebih dari empat jam virus tersebut akan musnah. Belum ada obat untuk menghilangkan virus, namun ada obat hanya untuk menidurkan virus tersebut.
Manusia tidak bisa melihat orang yang terinfeksi virus HIV/AIDS, karena gejala akan tampak setelah 10 tahun kemudian. Bahkan orang yang sudah terinfeksi tidak tahu bahwa dirinya sudah menjadi pengidap virus tersebut.
Ia menambahkan, Virus HIV/AIDS tidak akan menular melalui, bersin, ciuman pipi, bergandeng maupun berjabat tangan, kolam renang, gigitan nyamuk dan menggunakan alat makan yang sama.
" Virus HIV/AIDS sebenarnya hanya mampu bertahan selama empat jam di ruang terbuka, selebihnya tidak mampu hidup, namun virus tersebut di dalam tubuh kita, merupakan virus yang paling aktif, " katanya.
Dalam seminar tersebut, peserta juga diajak memahami dampak yang diberikan dari hubungan seksual secara bebas. Serta seminar ini juga mempengaruhi proses akademik peserta, karena nantinya akan mendapatkan sertifikat dua SKP dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).