Pemilu Legislatif

Antisipasi Wani Piro, Calon DPD Bariyadi Latih Ratusan Saksi

Menurut calon nomor urut 1 ini, sebetulnya kalau tahapan pemilu itu baik, tidak perlu saksi lagi.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Ratusan calon saksi mengikuti pelatihan pembekalan di Sanggar Seni Budaya Nusantara Komplek Garuda Putra Jl Seduduk Putih Palembang, Senin (31/3/2014). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ratusan calon saksi mengikuti pelatihan pembekalan di Sanggar Seni Budaya Nusantara Komplek Garuda Putra Jl Seduduk Putih Palembang, Senin (31/3/2014). Para saksi tersebut dilatih secara khusus oleh calon anggota DPD RI asal Sumsel DR HMC Bariyadi SE MM.

"Ini bentuk keseriusan mengikuti tahapan Pemilu. Salah satunya dengan pelatihan saksi DPD. Saksi kita turunkan di setiap kelurahan, kecamatan. Tidak semua TPS. Tempat dimana suara saya yang gemuk saya kirim saksi. Termasuk di tempat orang kenal saya. Saya tidak bisa sebut lumbung. Saya berharap pemilih tidak salah pilih. Lebih dari 300. Ratusan saksi yang ikut ini," jelas penyelenggara pembekalan yang juga calon anggota DPD RI DR HMC Bariyadi SE MM

Menurut calon nomor urut 1 ini, sebetulnya kalau tahapan pemilu itu baik, tidak perlu saksi lagi. "Cuma belakangan itu tidak baik. Wani piro. Sebesar 41 persen pemilih transaksional. Boleh saja, tapi tidak dengan jalan money politic. Dengan ibadah. Maka perlu kehadiran saksi. Di PPS kelurahan, lembar pleno discan ke KPU RI dan KPU daerah. Paling kemungkinan ngotak-ngatik di TPS, tapi kan saksi banyak. Saya yakin DPD akan santun semua. Berkompetisi dengan sehat," jelas Bariyadi.

Ketua Wali Daerah Pujasuma Sumsel ini menyatakan dirinya tidak bisa menjamin adanya saksi militan dalam penempatan di setiap TPS.

"Kita nggak bisa bilang saksi itu militan atau nggak. itu gak bisa. Karena zzas kepentingan. Bisa saja saksi kita dibayar orang. Militansi politik ada pada kepentingan. Bisa saja membelot," terangnya.

Menurut mantan Ketua Pengprov PSSI Sumsel ini mengatakan, perilaku mekanisme pemilihan sendiri bisa saja walaupun ada saksi partai/DPD, namun di tingkat TPS bisa main.

"Wong baca nggak seluruhnya diperhatikan. Nyebut 17, 17. Nah hak kita mengirimkan saksi pada pemilu nanti. Tapi saya yakin, DPD/caleg akan santun. Saya mengundang kompetitor bukan musuh/lawan, tapi membuktikan yang terbaik. Memang peluang untuk tidak santun banyak. Tapi saya tidak akan lakukan hal menodai demokrasi. Saya ingin terpilih dengan etika yang bagus. Tidak dengan non inkonstitusional," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved