Titik Api di Sumsel Belum Terdeteksi
Titik api juga baru akan mengalami puncaknya pada Agustus-September seiring datangnya musim kemarau.
Penulis: Damayanti Pratiwi | Editor: Soegeng Haryadi

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Munculnya kabut di Palembang beberapa hari terakhir ini, membuat beberapa masyarakat menduga kebakaran hutan mulai terjadi di Sumsel. Namun, menurut Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan (PKLH) Dinas Kehutanan (Dishut) Sumsel Achmad Taufik, hingga Rabu (12/2/2014) di Sumsel belum ditemukan titik api yang menyebabkan terjadinya kabut asap.
"Kabut yang terjadi merupakan kabut radiasi yang disebabkan embun. Untuk titik api sendiri di Sumsel masih aman, kami belum menemukan yang berpotensi menyebabkan kabut asap di Sumsel," ujarnya ketika ditemui Sripoku.com di ruangannya.
Meskipun di beberapa provinsi sudah terjadi peningkatan jumlah titik api, tetapi ia memastikan titik api baru akan meningkat di Sumsel dimulai Juni mendatang. Selain itu, titik api juga baru akan mengalami puncaknya pada Agustus-September seiring datangnya musim kemarau.
Menurut Taufik, jumlah titik api di Sumsel dinilai masih rendah dan tidak terlalu ekstrim seperti yang terjadi di beberapa provinsi lain di Sumatera, seperti Riau dan Sumatera Utara.
"Titik api di Sumsel tahun 2013 lalu totalnya hanya 1.671 titik yang tersebar di 15 kabupaten kota. Jadi, penanganannya sendiri masih bisa kita lakukan sendiri," jelasnya.
Ditambahkannya, di Sumsel terdapat empat daerah yang setiap tahunnya selalu memiliki titik api terbanyak, yaitu Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), dan Ogan Ilir (OI). Penyebabnya, di empat daerah ini terdapat banyak lahan gambut yang sangat mudah terbakar dan api sulit dipadamkan.
"Sehingga, kita memiliki regu pemadam khusus di empat daerah ini yang sudah kita latih sedemikian rupa. Mereka juga sifatnya 'mobile' yang bisa digunakan juga jika terjadi kebakaran hutan dan lahan di daerah lain," terangnya.