Operasi Zebra di Lahat Jaring 800 Pelanggar Lalu Lintas
Razia yang dilakukan lebih optimal dan mampu menjaring banyak pengendara yang melanggar tata tertib lalulintas.
Penulis: Tommy Sahara | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM, LAHAT - Selama lima hari melaksanakan Operasi Zebra, jajaran anggota Satuan lalulintas Polres Lahat berhasil menjaring 817 pengendara. Mereka dianggap melanggar aturan tata tertib lalulintas, serta sangat berpotensi membahayakan pengendara lain. Parahnya pelanggaran tersebut didominasi dilakukan para pelajar, terutama yang mengendarai sepeda motor.
Pantauan Sripoku.com, selama lima hari berturut-turut, anggota Sat Lantas Polres Lahat melakukan Operasi Zebra 2013. Lokasi razia pun selalu berpindah-pindah tempat dengan sasaran lokasi yang arus lalulintasnya cukup padat. Terutama ruas jalan protokol di pusat kota Lahat, serta jalur lintas Sumatera (Jalinsum) Lahat-Muaraenim, Lahat-Tebingtinggi, dan Lahat-Pagaralam.
Selain itu waktu operasi pun ditentukan secara acak, agar tidak bisa ditebak para pengendara yang melintas. Sehingga razia yang dilakukan lebih optimal dan mampu menjaring banyak pengendara yang melanggar tata tertib lalulintas. Semua pengendara yang melintas diminta berhenti, dan menunjukan surat tanda nomor kendaraan (STNK) serta surat izin mengemudi (SIM). Selain itu kelengkapan lain juga diperiska seperti helm, lampu, hingga kelayakan beroperasi.
Hingga hari kelima operasi Zebra, Sat Lantas Polres Lahat berhasil menjaring lebih dari 800 pengendara yang melanggar. Rinciannya 337 pengendara harus ditilang, 161 STNK dan 109 SIM ditahan, 67 kendaraan di tahan, dan teguran 143 orang.
"Ada apa ya, kok polisi razia terus. Razianya besar-besaran lagi, hampir di semua lokasi," ujar Melian (28), warga Talang Jawa Kota Lahat, Selasa (3/12/2013).
Kapolres Lahat AKBP Budi Suryanto melalui Kasat Lantas AKP Agung Aditya menjelaskan, Operasi Zebra di Kabupaten Lahat sudah dilakukan dengan optimal. Mereka memetakan lokasi yang rawan pelanggaran, serta kebiasaan warga yang enggan menaati peraturan lalulintas saat berkendaraan.
Namun ia sangat prihatin, karena pelanggaran yang terjadi pada Operasi Zebra sebagian besar dilakukan pelajar. Bahkan cendrung berpotensi lakalantas, hingga membahayakan diri mereka serta pengendara lain. Pembinaan yang sifatnya harus sering dilakukan, dan merupakan tanggungjawab semua pihak terkait.