Mikro Filaria Capai 1%, Warga Muba Berpotensi Terserang Penyakit Kaki Gajah
Penyakit ini disebabkan oleh cacing filaria yang disebarkan oleh nyamuk berbagai jenis. Di Muba terdapat 8 kasus filariasis
Mikro filaria di Kabupaten Musi Banyuasin mencapai di atas 1 persen. Ini berarti masyarakat Musi Banyuasin dapat berpotensi terserang penyakit kaki gajah (filariasis).
Demikian diungkapkan pada advokasi dan sosialisasi program eliminasi filariasis di Auditorium Pemkab Muba, Kamis (12/9/2013).
Kepala Dinas Kesehatan Muba dr Sriwijayani MKes mengatakan, filariasis merupakan penyakit menular yang menjadi masalah di Indonesia.
Penyakit ini menimbulkan pembengkakan pada kaki tangan, skrotum dan sebagainya.
“Penyakit ini disebabkan oleh cacing filaria yang disebarkan oleh nyamuk berbagai jenis. Di Muba terdapat 8 kasus filariasis yang tersebar di beberapa desa.”
Dirinya mengatakan, melalui program mengatasi filiariasis dilakukan pemeriksaan darah pada jari dan tangan, advokasi, sosialisasi, dan pemberian obat. Khusus untuk pemberian obat akan ditentukan kemudian hari dan dilakukan serentak di Musi Banyuasin.
Program eliminasi filariasis membutuhkan dukungan dari pemangku kepentingan untuk demi terwujudnya bidang kesehatan menuju Permata Muba 2017. Program ini juga selaras dengan program nasional yaitu mewujudkan eliminasi filaria Tahun 2020.
Ketua Nasional Program Eliminasi Filariasis I Nyoman Kadun, mengatakan, filariasis atau penyakit kaki gajah merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui nyamuk.
Penyakit ini tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Filariasis menimbulkan kecacatan menetap, stigma social di masyarakat, serta hambatan psikologis dan kerugian ekonomi. Penyakit ini juga menurunkan kualitas sumberdaya manusia.
"Kabupaten Muba mikro filaria di atas 1 persen. Filaria bisa ditularkan oleh seluruh nyamuk. Tempat perindukan nyamuk antara lain sawah, saluran air, rawa-rawa, tanaman air. Eliminasi filariasis bila mikro filarianya di atas 1 persen maka harus dilakukan join plan eliminasi filaria dengan kabupaten tetangga. Bila tidak demikian maka akan ada saling kirim filaria,” imbuhnya.
Tahap awal (akut) penyakit filariasis ditandai dengan demam berulang lebih 1-2 kali setiap bulan bila bekerja berat, tapi dapat sembuh tanpa diobati. Penderita filariasis mengalami benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa ada luka.
Menurutnya, tujuan umum eliminasi filariasis adalah agar filariasis tidak menjadi masalah kesehatan Indonesia Tahun 2020. Strategi program memutuskan mata rantai filariasis dengan pemberian obat massal pencegahan (POMP).
Sementara itu, Sekda Muba Drs H Sohan Majid MM mengaku sudah mengintruksikan Dinkes untuk membuat surat edaran kepada seluruh SKPD dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dirinya juga telah menginstruksikan untuk melakukan fogging kepada seluruh desa secara missal untuk memberantas nyamuk dan mencegah penularan filariasis.
“Filariasis merupakan penyakit yang serius di dunia maupun di Musi Banyuasin. Oleh karena itu, tidak ada pilihan harus serius diatasi, terlebih sektor kesehatan dan pendidikan adalah prioritas untuk mewujudkan Permata Muba 2017,” pungkasnya.
Pengirim:
Humas Pemkab Muba
Naskah : Amiriansah
Foto : Harry Sanjaya Putra
