DPRD Yakin Pencemaran Sungai dari Limbah Sawit

Pencemaran Sungai Aek Hetol di RT 4 Dusun II Desa Pangkalan Panji Kec Banyuasin III Banyuasin kemungkinan dari air limbah.

Penulis: Saifudin Zuhri | Editor: Soegeng Haryadi
zoom-inlihat foto DPRD Yakin Pencemaran Sungai dari Limbah Sawit
SRIPOKU.COM/SAIFUDDIN ZUHRI
Anggota Komisi III DPRD Banyuasin meninjau sungai yang tercemar limbah PT SMS di Desa Pangkalan Panji.
SRIPOKU.COM, PANGKALANBALAI - Pencemaran air Sungai Aek Hetol yang berada di tengah-tengah RT 4 Dusun II Desa Pangkalan Panji Kecamatan Banyuasin III Banyuasin besar kemungkinan berasal dari rembesan kolam air limbah pabrik sawit milik PT Sawit Mas Sejahtera (PT SMS).

Kuatnya dugaan ini, terlihat dari warna air sungai yang kehitaman, berbau dan berbuih, sama persis dengan kondisi air limbah yang berada di empat kolam milik perusahaan perkebunan ini pada saat di sidak Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuasin, Rabu (20/2/2013) kemarin.

Namun untuk memperkuat apakah ini benar adanya tentu harus menunggu hasil uji laboratorium air yang tengah dilakukan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuasin dan paling cepat di butuhkan waktu empat hari kedepan.

Ketua Komisi III DPRD Banyuasin H Rizal Friady, SH didampingi oleh  Sekretaris, Budi Santoso dan anggota Ridho Munir, Adrian SH MHum dan Hendri Gunawan, SE menegaskan, pihaknya turun dan melihat langsung kondisi pencemaran sungai ini atas laporan dari warga.

“Kita dapat laporan jika sungai di RT 4 Desa pangkalan panji diduga tercemar limbah PT SMS, maka kita datang ingin melihat langsung baik sungai maupun lokasi penampungan limbah, hal ini agar membuktikan apakah benar ada pencemaran apa tidak,“ katanya.

Dari hasil sidak yang dilakukan terang Ketua Fraksi Partai Demokrat ini, kemungkinan besar sungai ini tercemar limbah, hal ini dapat di lihat dari kondisi air yang sudah berubah warna, berbui, berminyak dan sudah menimbulkan penyakit gatal-gatal pada warga.

"Dan kondisi ini sama persis dengan air limbah yang ada di kolam penampungan milik PT SMS setelah kita cek, dan dari pantauan kami tidak ada sumber lain kecuali dari air kolam ini apalagi aliran sungai di RT4 ini bermuara dari sekitar areal perkebunan ini, “katanya.   

Maka dalam waktu dekat ini, pihaknya akan panggil manajemen PT SMS dan juga pihak BLH sebagai instansi yang berwenang terkait persoalan ini, karena ini perlu penanganan cepat mengingat kondisi ini merugikan masyarakat dan bisa merusak lingkungan.

“Keduanya akan kita panggil untuk memberikan penjelasan, termasuk nanti dari BLH untuk menjelaskan sistem penampungan limbah yang benar dan sesuai dengan aturan itu seperti apa,“ katanya.

Politisi Demokrat Banyuasin ini juga menyayangkan sikap Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Banyuasin dan Sekretaris Badan yang mengacuhkan panggilan telpon anggota DPRD Banyuasin. “Kami telpon berkali-kali namun Kaban dan Sekban dan tidak pernah mengangkatnya. Ada apa antara perusahaan dan BLH," katanya penuh tanya.

Kasubid Pemberdayaan Masyarakat BLH Banyuasin, Imron Hamid SPd MM mengatakan pihaknya sudah mengambil sample air untuk di uji Lab KAN dan hasilnya baru dapat di ketahui empat hari. “Airnya sudah kami ambil dan akan kami uji di LAB, dari hasil laboratorium ini akan terlihat ada kandungan racun apa tidak, kadarnya membahayakan apakah tidak, jika hasilnya melebihi batas ambang maka masuk kategori pencemaran,“ katanya.
 
Imron menduga pencemaran sungai memang berasal dari PT SMS Pangkalan Panji akibat dari  pemotongan batang sawit yang dipotong lalu ditimbun di tanah dan tergerus air hujan lalu mengalir kesungai.

“Untuk sungai ini, BLH memang belum pernah mengadakan penelitian. Soal pencemaran kami perkirakan dari batang sawit yang dipotong-potong perusahaan,namun hasil LAB yang akan membuktikannya,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Desa Pangkalan Panji, Amir Syamsir berharap ada upaya penanggulangan karena ini sangat membahayakan masyarakat. “Sungai ini dimanfaatkan sekitar 200 KK, ini saja sudah ada warga yang megalami penyakit gatal-gatal, jadi kami harap ada solusi terbaik bagi masyarakat, “ katanya.

Amir juga menyebut jika akibat limbah kini sumur-sumur warga tercemar dan tidak bisa lagi memanfaatkan air sumur mereka.
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved