Sakit tak Kunjung Sembuh, Sukri Nekat Gantung Diri
Peristiwa tersebut membuat warga sekitar menjadi heboh dan berdatangan untuk melihat dari dekat.
Penulis: Andri Yanto | Editor: Sudarwan
Peristiwa tersebut membuat warga sekitar menjadi heboh dan berdatangan untuk melihat dari dekat.
Belum diketahui apa penyebab korban tewas, namun kuat dugaan korban tewas lantaran bunuh diri. Sebab saat dilakukan visum, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan akibat benda tumpul maupun benda tajam pada tubuh korban.
Sementara motif dari aksi bunuh diri itu sendiri diduga akibat korban tak tahan lagi menahan sakit yang telah lama dideritanya.
Menurut Kapolres Prabumulih, AKBP Yerry Oskag Sik melalui Kabag Ops, Kompol Heri Yuniawan SH MH didampingi Kapolsek Cambai, Iptu Frandianto dan Kasubag Humas, Ipda Untung S ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
“Tadi laporannya sudah kita terima, anggota sudah ke TKP untuk mengambil dan data informasi,” ungkapnya seraya menuturkan dari hasil penyelidikan awal, didapat informasi korban gantung diri diduga lantaran frustasi karena sakit ayan dideritanya tak kunjung sembuh.
Informasi yang didapat, pagi itu ibu korban bernama Lampia (54), berniat membangunkan korban.
Berulangkali ibunya memnaggil-manggil korban, namun tak kunjung ada sahutan dari dalam kamar. Padahal biasanya korban cepat sekali bangun apabila dibangunkan oleh ibunya.
Curiga tak ada sahutan dari dalam, ibu korban akhirnya memutuskan untuk mengintip ke dalam kamar dari sela-sela papan kamar yang tidak rapat.
Betapa terkejutnya ia ketika melihat anaknya telah terbujur kaku dengan kondisi tergantung dengan seutas tali nilon. Melihat itu, Lampia menjerit sejadi-jadinya.
Teriakan histeris Lampia mengundang perhatian isi rumah lainnya, yang langsung mendobrak pintu kamar tersebut.
Tak lama berselang, polisi pun tiba di lokasi kejadian dan bersama anggota keluarga jasad korban langsung diturunkan dan langsung dibawa ke RSUD Prabumulih untuk dilakukan visum.
Diterangkan Lampia kepada petugas, sehari sebelumnya Sukri sempat berbicara kepadanya karena putus asa lantaran penyakit ayan yang dideritanya tak kunjung sembuh.
Selaku ibu, sudah tentunya Lampia memberikan nasihat jangan melakukan hal itu. Namun hal itu nampaknya tak mampu membendung niat pemuda tersebut.