Kisah Caleg DPRD Kabupaten Ungkap Sadinya 'Serangan Fajar' dan Jumlah Uang Saweran Pemilu 2019
Kisah Caleg DPRD Kabupaten Ungkap Sadinya 'Serangan Fajar' dan Jumlah Uang Saweran Pemilu 2019
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: pairat
Kisah Caleg DPRD Kabupaten Ungkap Sadinya 'Serangan Fajar' dan Jumlah Uang Saweran Pemilu 2019
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Kisah Caleg (calon legislatif) DPRD Kabupaten/kota yang Ungkap Seramnya Serangan Fajar dari caleg rival atau pesaingnya lebih menarik lagi.
Dia pun menceritakan besarnya uang sawearan di tingkat kabupaten/kota lebih sadis lagi, karena saling bersaing tentang jumlah uangnya, hingga mencapai Rp 200 ribu.
Bahkan ia menyebutkan ada yang berani gelontorkan uang hingga miliaran rupih demi untuk duduk di kursi legislatif di salah satu kabupaten di Sumsel.
Sebab, serangan fajar itu justru mampu Gembosi Basis Suaranya di salah satu daerah yang selama ini sudah lama dia bina.
Cerita sang caleg yang tidak ingin disebut namanya ini, justru serangan fajar diangganya lebih seram dibalik kisah, banyaknya petugas KPPS dan keamanan yang meninggal.
Diakui Pria yang merupakan petugas salah satu Parpol ini, dibalik itu, pertarungan di Calon Legislatif (Caleg) di tingkat kabupaten/kota lebih seram lagi, money politik (Politik uang) justru berseliweran dan anehnya masyakarat justru mampu dipengaruhi dan disuap dengan uang kisaran Rp100 ribu hingga 200 ribu.
Meski pria bertubuh tegap tidak menyesali mengapa warga yang selama ini dia bina selama hampir 5 tahun itu, membelot dalam hitungan jam, namun dengan nada sedikit lesu dia bertutur.
"Ya begitulah, meski sudah kita bina selama 5 tahun, tetapi hal itu akan pupus hanya dengan serangan fajar atau pemberian uang sebesar Rp200 ribu per kepala," ujarnya.
Padahal, diakui pria yang juga pengusaha ini, selama tahun dia membangun dan memperjuangkan salah satu kawasan di perairan di Banyuasin itu, terutama membangun jalan yang menjadi akses Desa dengan memperjuangkannya lewat APBD di DPRD kabupaten Banyuasin,
Serta membantu membangun beberapa fasilitas, namun hal itu tidak ada artinya ketika caleg saingannya datang memberikan amplop kepada warga.
"Ini saya hanya bercerita saja, tidak ada apa-apa, intinya begitulah pertarungan di Pemilihan Legislatif (Pileg) sangat keras dan seram," ujarnya.
Tetapi dia mengaku iklas dengan apa yang dia lakukan selama ini, baginya meski mungkinan nanti tidak jadi anggota DPRD di Kabupaten Banyuasin, tetapi dia sudah senang bisa membantu warga dan mengabdi serta bisa menjalankan fungsinya dengan membangun salah satu kawasan tersebut.
"Saya ihklas membangun dan bersyukur turut andil memperbaiki jalan dan fasilitas lainnya di sana. Meski apakah nanti bisa terpilih atau tidak lagi di legislatif," ujarnya.
Seperti diketahui Istilah serangan Fajar dalam Pilpres dan Pileg merupakan aksi sejumlah Calon Legislatif yang memberikan bingkisan atau semacamnya untuk mempengaruhi warga agar memilih dirinya.