Biaya Pembinaan 4 Bulan Belum Dibayarkan , Atlet Gulat Inipun Sampai Berhutang Beli Vitamin
Atlet Sumsel yang tergabung dalam program pembinaan atlet menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua, mulai mengeluhkan nasib mereka
Penulis: RM. Resha A.U | Editor: Budi Darmawan
Laporan Wartawan Sripoku.com, Resha
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Atlet Sumsel yang tergabung dalam program pembinaan atlet menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua, mulai mengeluhkan nasib mereka. Pasalnya, biaya pembinaan mereka belum dibayarkan selama 4 bulan.
Seperti atlet Gulat yang masuk dalam program tersebut, Ronald. Ia mengeluhkan jika uang pembinaan tersebut belum juga cair selama waktu 4 bulan ini.
• Hasil Babak Pertama Persebaya VS Arema FC, Saling Jual Beli Serangan, Kedudukan Seri 1-1
• Lagi Joging di Kawasan Danau OPI Jakabaring, Remaja Putri Ini Jadi Korban Aksi Kawanan Jambret
"Belum dibayarkan, sudah bulan ke-4," ujar Ronald saat dikonfirmasi Sripo, Selasa (9/4/2019).
Peraih medali perunggu di ajang PON 2016 Jabar tersebut mengaku, biaya tersebut digunakan untuk transportasi, makan hingga beli vitamin dan pengobatan serta terapi selama program itu. Namun karena sudah tertunggak 4 bulan, mereka harus merogoh kocek sendiri dan berhutang dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
"Iya mau tak mau, bisa sakit badan ini latihan terus tapi tidak ada asupan gizi yang bagus," ungkapnya.
• Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftar dan Syarat Masuk Sekolah Kedinasan 2019
Pegulat yang mewakili Indonesia di ajang Asian Games 2018 lalu itu juga mengungkapkan, bukan honor pembinaannya sendiri yang belum dibayarkan. Masih ada sekitar 60 orang atlet yang mengalami hal serupa.
"Kalau level Pratama Rp2 juta, Madya Rp3 juta dan Utama Rp5 juta," bebernya.
Ia berharap, agar pembinaan atlet Sumsel harus lebih baik lagi. Perhatian terhadap atlet haruslah menjadi fokus utama, jika ingin menimbulkan bibit-bibit potensial yang akan membawa prestasi di daerah Sumsel.
Apalagi, gelaran Pra-PON dan Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) sebagai indikator bisa tidaknya ikut PON. Akan digelar beberapa bulan lagi. Tentu jika ingin prestasi Sumsel menanjak, pembinaan dan perlakuan atlet harus jadi fokus utama.
• Miliki 9 Istri Nyatanya Hanya Wanita Ini yang Setia Temani Presiden Soekarno Sampai Menjemput Ajal
"Sebentar lagi mau Pra-PON dan PON, kasihan kami atlet," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel, Dhennie Zainal mengatakan, pihaknya mengaku tidak ada masalah sejauh ini. Ia mengatakan demikian, karena telah mengadakan rapat dengan jajarannya untuk membayarkan biaya pembinaan itu.
"Itu (keterlambatan biaya pembinaan atlet, red) ga ada masalah lagi. Saya tidak tau terlambatnya dimana. Rapat sudah, dananya ada, mungkin di masalah teknis," ujar Dhennie saat dikonfirmasi Sripo.
Ia juga menerima beberapa keluhan langsung dari atlet dan pelatih, terkait tunggakan tersebut. Namun, ia juga menjawab dananya sudah ada.
"Mungkin masalah teknisnya. Ga ada masalah lagi. Paling lambat satu minggu lagi," jelasnya. (mg5)