News Video Sripo
Video Ribuan Buku Braille Tidak Dibaca di Perpustakaan Daerah Provinsi Sumsel
Ribuan Buku Braille Tidak Dibaca Hanya Menumpuk di Perpusda Sumsel erpustakaan Daerah (Perpusda) Provinsi Sumatra Selatan mencatatkan ada sekitar 168
Penulis: Rahmad Zilhakim | Editor: Igun Bagus Saputra
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Perpustakaan Daerah (Perpusda) Provinsi Sumatra Selatan mencatatkan ada sekitar 168 judul buku Braille atau sekitar ribuan eksemplar yang tersedia namun sayangnya koleksi tersebut tidak dibaca.
Padahal, kata Kepala Bidang Deposit, Pengembangan koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka Perpusda Sumsel, Martini Jaya.
Setiap tahun kiriman buku khusus bagi penyandang tunanetra dari Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI) Abiyoso di Cimahi selalu masuk akan tetapi lagi-lagi hanya menumpuk di ruang deposit dan tidak tersentuh.
• Film London Has Fallen Hari Ini Kamis 28 Maret 2019 Trans TV 21.30 WIB
• BREAKING NEWS : Dua Pelaku Pembunuhan Melinda Zidemi Ditangkap dan Kini Dibawa ke Polda Sumsel
• Pekerja Bengkel Las di Empatlawang Diamankan Petugas, Simpan dan Edarkan Ganja
"Karena memang tidak ada program misalnya lomba membaca bagi penyandang tunanetra di Palembang jadi buku-buku Braille memang tidak ada pembacanya," katanya, Kamis (28/03/2019).
Martini menambahkan, selain tidak ada program dari pemerintah, penyandang disabilitas tersebut memang juga tidak melakukan kunjungan ke Perpusda.
Hal tersebut, dijelaskan dia, karena kendala akses serta akomodasi dari tempat tinggal penyandang tunanetra menuju Perpusda.
"Sebenarnya koleksi buku Braille di sini lengkap mulai dari buku pelajaran, majalah dan umum. Jika mereka butuh kami ada koleksinya," jelasnya.
= = =
Kasi Layanan dan Otomasi perpustakaan Daerah Sumsel, Noor Laily menambahkan, sejak beberapa tahun lalu pihaknya tidak menghadirkan program yang mengakomodir penyandang tunanetra bisa berkunjung dan membaca koleksi buku Braille di Perpusda.
"Saya lupa kapan terakhir ada program untuk pembaca dari teman-teman tunanetra," tambahnya.
Menurut Laily, pihaknya tidak bisa serta merta membuat program bagi tunanetra tanpa ada dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak termasuk di antaranya, yayasan yang fokus pada pembinaan penyandang tunanetra, serta duta baca maupun duta literasi.
= = =
Dia menilai, untuk fasilitas Perpusda pun belum memadai atau tidak ramah bagi penyandang tunanetra seperti jalur masuk khusus dari depan pintu masuk hingga ke ruangan.
Sementara dari sisi sumber daya manusia khususnya bagian pelayanan, pustakawan, pihak Perpusda Sumsel juga tak memiliki staf khusus yang bisa membantu mencarikan koleksi buku yang ingin dibaca.
"Banyak hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu jika ingin Perpusda didatangi kalangan penyandang tunanetra," ujarnya lagi.