Saat Anak Berkata Jujur Sudah Lakukan Kesalahan, Orangtua Harus Jadi Pendengar yang Baik
Para anak-anak kerap menganggap jika mereka akan dimarahi oleh ayah dan ibunya ketika berkata jujur perihal kesalahan yang diperbuatnya.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Ahmad Sadam Husen
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria Saputra
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Saat anak membuat kesalahan, mereka kerap kali bingung untuk mengatakan kepada orangtuanya.
Para anak-anak kerap menganggap jika mereka akan dimarahi oleh ayah dan ibunya ketika berkata jujur perihal kesalahan yang diperbuatnya.
Psikolog Pendidikan, Monalisa Sukvadewi, M.Psi., mengungkapkan jika orangtua marah kepada anaknya ketika berkata jujur atas kesalahannya merupakan tindakan yang sangat keliru.
Orang tua perlu terbuka dan berusaha menjadi pendengar yang baik saat anak mengutarakan kejujuran terhadap kesalahan yang mereka lakukan dan jangan tergesa-gesa dalam memberikan hukuman.
"Orangtua harus jadi teman curhat anak, dengarkan dulu baik-baik apa kesalahannya jangan langsung marah," ujar Monalisa, Sabtu (2/3/2019).

Pada usia dini, anak-anak pada dasarnya mulai menggunakan standar-standar atau nilai-nilai internal untuk mengevaluasi perilaku yang telah ditanamkan oleh orangtua dan lingkungan keluarga sejak kecil.
Mereka sudah mulai dikenalkan dengan tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan, benar atau salah serta nilai-nilai kejujuran yang secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku mereka.
Namun terkadang anak-anak melakukan sesuatu sesuai kehendak dan tindakannya sendiri yang terkadang dinilai salah oleh orang tua atau pun orang dewasa.
"Terkadang tanpa disadari orang tua menunjukkan kemarahannya. Namun hal ini menjadi tindakan yang keliru," tegas Mona.
Ada beberapa langkah yang dapat orangtua lakukan untuk mengolah amarahnya, yakni kenali amarah dan berikan sedikit waktu untuk menenangkan diri di suatu tempat yang berbeda dengan anak Anda.
Bantu tubuh untuk mengeluarkan amarah dan membuat diri kembali tersenyum.
Selanjutnya, ubahlah pikiran menjadi lebih positif dan rasional sehingga bisa mengubah perasaan dan tindakan.

"Ingatlah bahwa mengekspresikan kemarahan Anda terhadap anak akan memperkuat dan membuat kita semakin marah."
"Hindari melakukan kekuatan fisik dan ancaman, serta pilihlah kata dan nada suara yang tepat sehingga tidak terkesan bahwa anda sedang marah," ungkapnya.