Menikah Beda Usia 30 Tahun Jika dengan Ahok, Ini Risiko Kesehatan yang Harus Dihadapi Puput Nastiti
Sejak dirinya dekat dengan Ahok alias Basuki Thajaja Purnama (BTP), berita mengenai dirinya yang berprofesi sebagai Polisi terus dicari dan dinantikan
SRIPOKU.COM - Puput Nastiti Devi sekarang tengah ramai dibicarakan. Sejak dirinya dekat dengan Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama (BTP), berita mengenai dirinya yang berprofesi sebagai Polisi terus dicari dan dinantikan publik.
Puput Nastiti Devi menikah dengan laki-laki pilihannya, Ahok alias BTP, yang berstatus duda, sebenarnya ada risiko yang harus dirinya hadapi.
Berita Lainnya:
• Foto-foto Terbaru Basuki Tjahaja Purnama dan Bripda Puput Nastiti Devi Saat Bersama
• Saat Basuki Tjahaja Purnama Bebas Mengapa Bripda Puput Nastiti Devi Tak Jemput?
Risiko tersebut adalah masalah kesehatan, dalam hal ini kesuburan, juga seks.
Seperti kita ketahui bersama, Ahok kini usianya 52 tahun.
Sedangkan Puput Nastiti Devi usianya 21 tahun.
Dilihat dari kacamata medis, kualitas sperma yang diproduksi pria akan terus menurun seiring bertambahnya usia.
Kebanyakan pria menghasilkan jutaan sperma baru setiap hari, tetapi pria yang lebih tua dari 40 tahun, seperti dilansir dari yourfertility.org.au, memiliki lebih sedikit sperma yang sehat daripada pria yang lebih muda.
Jumlah air mani (cairan yang mengandung sperma) dan motilitas sperma (kemampuan untuk bergerak ke arah sel telur) menurun secara terus menerus antara usia 20 dan 80 tahun.
Jadi, jika pria usia di atas usia 40 tahun apalagi 45 tahun menikah dengan wanita usia subur usia 25 tahun, butuh waktu lebih lama bagi mereka untuk bisa memiliki momongan.
Tapi jika si wanita mempunyai pasangan lebih tua dari 40 tahun, dibutuhkan sekitar dua tahun, bahkan lebih lama jika si pria-nya lebih tua dari 45 tahun.
Tak hanya itu, andai hamil pun, si wanita yang usianya 25 tahun atau kurang, rentan mengalami keguguran jika pasangan prianya lebih tua dari 45 tahun, dibandingkan dengan pria yang lebih muda dari 25 tahun.
Hal senada tertuang dalam laman academic.oup.com, output sperma, diukur sebagai total sperma per ejakulasi, secara substansial berkurang pada pria yang lebih tua.
Tak hanya itu risiko yang harus ditanggung wanita muda jika pasangannya berusia 40 tahun apalagi di atas usia 45 tahun.
Melansir laman ncbi.nlm.nih.gov, frekuensi coital dan fungsi seksual adalah variabel yang mempengaruhi waktu untuk konsepsi dan tingkat kehamilan.
Aktivitas seksual yang menurun dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan, dan disfungsi ereksi (DE) meningkat seiring bertambahnya usia.

Untuk diketahui, frekuensi coital yang menurun seiring bertambahnya usia disebabkan oleh berkurangnya fungsi seksual.