Pensiun dari Dunia Hiburan dan Pilih Kerja di Istana Negara, Nasib Artis Cantik Ini Berubah Drastis!
Pensiun dari Dunia Hiburan dan Pilih Kerja di Istana Negara, Nasib Artis Cantik Ini Berubah Drastis!
Penulis: Shafira Rianiesti Noor | Editor: Candra Okta Della
Pensiun dari Dunia Hiburan dan Pilih Kerja di Istana Negara, Nasib Artis Cantik Ini Berubah Drastis!
SRIPOKU.COM - Pencinta acara Jejak Petualang pasti tidak asing lagi dengan sosok artis cantik yang satu ini.
Hal itu lantaran wanita ini sering menjadi pembawa acara petualangan di televisi.
Wanita asal Ambon ini mungkin memang tak selegendaris Riyanni Djangkaru atau setenar Medina Kamil.
Namun diketahui Cynthia Tengens ini memiliki cukup banyak fans.
Ia digandrungi karena keberaniannya di alam liar, termasuk juga ketika bermain dengan ular dan buaya yang sudah celas menantang bahaya.
Apalagi ketika membaca kisahnya saat terpaksa bertahan hidup dengan memakan apapun sisa barang bawaan.
Tak hanya bermodal wajah cantik, namun Chintya Tengens juga dijuluki sebagai pendaki gunung dari Maluku yang mencatatkan diri sebagai pendaki wanita pertama yang berhasil mencapai puncak Gunung Cartensz Pyramid di Papua.
• Beredar Kabar Ahok Menikahi Bripda Puput 15 Januari, Ini Pengakuan Ketua RT dan Ayahnya
• 7 Tahun Nikah, Ashanty Bongkar Sifat Anang Hermansyah, Tak Tahan Lagi Sampai Sebut Kalimat Benci
• Bak Ada Kutukan, 6 Penyanyi Ini Termakan Karma Lagunya Sendiri, No 4 Sampai Dipermalukan Suami
”Gunung Tambora di NTB, Gunung Bromo di Jawa Timur, Gunung Kinatibu Maluku Utara, Gunung Ciparay di Jawa Barat hingga Gunung Tidar di Jawa Tengah, berhasil saya taklukkan dan Puncak Cartensz di Papua berhasil saya daki,” ucapnya dari tayangan Infotaiment Trans 7 beberapa waktu lalu.
”Saya akan tetap berpetualang di alam bebas,” sambung presenter Jejak Petualang di Trans7 ini.
Cynthia Tengens oun sedikit menceritakan pengalaman mahalnya itu.
Saat berada di Puncak Cartensz, dirinya pun merasakan tubuhnya langsung letih karena menempuh perjalanan yang cukup panjang.
Cuacanya sangat dingin, tidak ada tempat untuk berlindung.
Kami terpaksa membakar semua peralatan yang kami bawah, termasuk jaket, celana hingga sepatu.
”Supaya hangat, kami terpaksa membakar barang bawaan. Ini kami lakukan untuk bertahan hidup,” terangnya.”
