News Video Sripo
Video Kondisi Rumah Adat Kompleks Deskranasda Terbengkalai, 4 Tahun Uang Kas Kebersihan Kosong
Puluhan rumah adat dari berbagai Kabupaten di Sumatera Selatan (Sumsel) yang terletak di Komplek Dekranasda Palembang nampak kusam
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Igun Bagus Saputra
Laporan Wartawan Sripoku.com, Reigan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Puluhan rumah adat dari berbagai Kabupaten di Sumatera Selatan (Sumsel) yang terletak di Komplek Dekranasda Palembang nampak kusam dan tidak terawat, Rabu (16/1/2019).
Pantauan Sripoku.com dilapangan, Komplek Dekranasda yang berdiri di lahan seluas 16 Hektare ini memiliki 15 rumah adat dari kabupaten di Sumsel, seperti Kabupaten Ogan Ilir, Prabumulih, Muaraenim Musi Banyuasin hingga Kabupaten Muratara yang berdiri kokoh meski tanpa penghuni.
Dari keseluruhan rumah adat di Komplek Dekranasda Palembang ini hanya minus dari Kabupaten PALI dan OKU Timur.
Meski tidak dipungut biaya masuk, Rumah Adat Dekranasda Palembang nampak tidak ada satu pun pengunjung yang datang, mengingat lingkungan yang kusam dan suasana nampak mencekam, lantaran dipenuhi rerumputan serut serta pohon-pohon tinggi hingga menutupi pandangan.
"Sekarang pengunjungnya sepi karena mungkin memang kawasan Dekranasda Palembang tidak terawat selama empat tahun terakhir semenjak berakhirnya hiburan Taman Pelangi," ungkap Febri Bendahara Paguyuban Petugas Anjungan Pemerintah Kabupaten Kota (PPAPKK) selalu pengelola Dekranasda Palembang, Rabu.
Selain dipenuhi rumah adat, Dekranasda juga disediakan kolam tempat pemancingan. Hanya saja, pembangunanya tidak diselesaikan sehingga nampak tak terawat dan dipenuhi lumut dan rumput liar.
"Rumah adat Kabupaten itu ada juga yang berpenghuni dari petugas kabupaten masing-masing untuk menjaga barang berharga dari kabupaten tersebut agar tidak hilang," jelas dia.
Dirinya berharap adanya perhatian dari Pemerintah untuk mengembalikan fungsi rumah adat Dekranasda Palembang ini.
Dimana, pihaknya telah memiliki konsep seperti menjadikan Sport foto untuk Prawedding, namun terkendala dana karena tidak adanya perhatian dari pihak pemerintah.
"Kita harap bisa dijadikan wisata Rumah Adat agar event-event bisa kembali digelar disini (Dekranasda). Kepentingan lain juga kita belikan penerangan karena sangat gelap apalagi dimalam hari," jelas dia.
Sobri Petugas Kebersihan Dekranasda Palembang menambahkan, bahwa terkait pembersihan lingkungan Dekranasda, pihaknya melakukan gotong-royong membersihkan rumput dan pagar Komplek Dekranasda.
Saat ini kata dia, pihaknya mendapatkan uang untuk tambahan kas Dekranasda dari event kicau mania setiap minggunya, lantaran uang kas Dekranasda sudah empat tahun ini sudah kosong dan belum ada memasukkan, sehingga menyulitkan untuk tambahan biaya kebersihan dan perawatan.
"Kita menyewakan lahan untuk event lomba burung sebesar Rp 100 ribu dan itu juga tergantung kalau pesertanya ramai. Jika tidak mereka juga tidak memberi uang sewa itu. Karena selama ini memang nol perhatian dari pemerintah dalam hal ini Dinas Perindustrian Sumsel selalu pihak penanggung jawab," jelas dia.
Sementara, Fitri warga sipil ang menempati Rumah Adat dati Kabupaten OKI di Komplek Dekranasda Palembang berkata, bahwa tiap rumah itu bagusnya ditunggu atau ditempati lantaran, tiap rumah ada barang aset daerah masing-masing.
"Setiap anjungan kami tidak membebankan pihak provinsi karena langsung dari kabupaten. Pengunjung juga sudah sepi sekarang," jelas dia yang juga membuka usaha warung didalam Komplek Dekranasda Palembang.
===