Posisi Menggendong Bayi Berpengaruh Pada Perkembangan si Kecil, Inilah penjelasannya
Tak luput, bahan gendongan bayi pun harus diperhatikan, yang mana bisa dipilih bahan yang lembut dan tidak panas.
SRIPOKU.COM-- Bayi sangat menyukai gendongan Anda, maka saat ia rewel dan menangis lalu Anda menggendongnya, dengan seketika bayi langsung terdiam.
Pasalnya bayi dapat merasakan rasa cinta dan aman yang secara tidak disadari bisa ditransferkan kepadanya.
Ketika sedang menggendong bayi, sebenarnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti posisi menggendong dan pemilihan bahan gendongan.
Seorang dokter spesialis anak, dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A, IBCLC, menyarankan agar bayi tidak digendong dengan posisi yang kendor.
“Bayi itu kalau digendong tidak boleh posisinya kendor, harus rapat ditubuh ibu,” ujar Wiyarni beberapa waktu lalu.
• PAHAMI, HIV dan AIDS itu Tidaklah Sama, Berikut Perbedaannya
• Inilah Yang Akan Terjadi Jika Meletakkan Es Batu di Leher Pada Titik Ini, Silahkan Dicoba

Tempatkan bayi dalam gendongan dengan posisi yang nyaman, terutama pada tulang punggung dan kaki.
“Jadi kalau dulu kita biasanya lihat posisinya tidur. Nah, lebih nyaman gendong seperti posisi menyusui,” kata Wiyarni.
“Kakinya berbentuk ‘M’, kakinya dibuka dan nempel ke ibu,” lanjutnya memberikan contoh.
Tak luput, bahan gendongan bayi pun harus diperhatikan, yang mana bisa dipilih bahan yang lembut dan tidak panas.
Dengan demikian, bayi akan merasa lebih nyaman saat berada di gendongan.
Walaupun gendong bisa membuat bayi merasa lebih aman dan nyaman, tapi harus ingat jika tidak boleh terlalu sering menggendong bayi.
• Cukup 8 Hari Gangguan Tiroid Hilang Dengan Menggunakan Biji Ketumbar, Begini Cara Meraciknya
• Peringati Hari AIDS Sedunia, Virusnya Menular Lewat Cara-Cara Tak Terduga, Kenali 16 Gejalanya Ini
• Begini Cara Mudah dan Ampuh Buat Baju Rapi dan Tidak Kusut Tanpa Perlu Disetrika

Sebab, jika bayi terlalu sering digendong, nanti dia akan kehilangan waktu untuk stimulasi motorik.
Seiring bertambahnya usia bayi, tentu saja hal itu pun menuntut bayi untuk bisa melakukan beberapa tahapan gerakan yang menunjang perkembangannya.
“Seperti bayi umur 2-3 bulan, ia harus belajar tengkurap, lalu 4 bulan belajar berguling, 5 bulan belajar duduk, dan 6 bulan sudah bisa duduk,” jelas Wiyarni saat ditemui di Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumanegara.
Apabila bayi terlalu sering digendong, ia berisiko mengalami perkembangan yang lambat dari bayi lainnya.