Berita Muaraenim
Diduga Akan Melakukan Tawuran, 14 Orang Suporter di Pali Diamankan Petugas Saat Lakukan Ini
Diduga akan melakukan tawuran, sebanyak 14 Suporter SFC yang mengaku dari Sriwijaya Mania diamankan oleh anggota Polsek Penukal Abab
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Siti Olisa
Laporan wartawan Sripoku.com, Ardani Zuhri
SRIPOKU.COM, PALI --- Diduga akan melakukan tawuran, sebanyak 14 Suporter SFC yang mengaku dari Sriwijaya Mania diamankan oleh anggota Polsek Penukal Abab, Polres Muaraenim di Simpang Empat Betung, Kecamatan Abab, Kabupaten PALI, Minggu (4/11).
Dari informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, Senin (5/11/2018), diamankannya 14 pelajar yang mengaku sebagai supoter SFC dari Sriwijaya Mania tersebut, berawal anggota Polsek Penukal Abab, mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa ada sekelompok anak remaja sekitar 50 orang terlihat berkumpul bergerombol membawa senjata tajam dengan memalangkan motor mereka ditengah jalan sambil menunggu fans Singa Mania di simpang Empat Betung.
Baca: Dari Audit Keuangan hingga Transparansi Tim, Ini Harapan 3 Suporter Sriwijaya FC Untuk Gubernur Baru
Kemudian petugas langsung meluncur ke lokasi dan melihat ada belasan remaja tanggung seperti menunggu sesuatu.
Melihat hal tersebut, petugas langsung menggeledah dan mendapati beberapa sajam jenis golok dan pisau yang dibawa mereka.
Baca: Meski Menang dari Mitra Kukar, Perseru Serui Belum Bisa Seret Sriwijaya FC ke Jurang Degradasi
Lalu petugas mengamankan mereka dan melakukan interogasi, dan dari pengakuannya bahwa mereka berencana akan menghadang fans SFC dari Singa Mania.
Kapolres Muaraenim AKBP Afner Juwono melalui Iptu Asep didampingi Humas Iptu Ade, setelah mereka diamankan dan didata bersama motor dan sajam, langsung diberikan penyuluhan dan pembinaan dengan memanggil orangtua masing-masing supaya kejadian tersebut tidak terulang lagi.
Baca: Laga Kandang Kontra PSIS Semarang, Tiga Suporter Sriwijaya FC Komitmen Bakal Tertib
Dan dari pengakuan mereka, mereka adalah kelompok suporter SFC dari Sriwijaya Mania.
"Saat ini, kita lepas dan buat perjanjian didepan orangtua masing-masing karena mereka masih pelajar semua. Namun jika diulangi lagi mereka akan berhadapan dengan hukum," ujar Iptu Asep.