Berita Palembang
Sempat Mencapai Rp 45 Ribu Per Kilogram, Kini Harga Ayam Potong di Palembang Turun
Sejak beberapa minggu terakhir harga ayam potong di pasaran turun, hal ini terjadi karena menurunnya permintaan konsumen
Penulis: Rangga Erfizal | Editor: Siti Olisa
Laporan wartawan Sripoku.com, Rangga Erfizal
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Sejak beberapa minggu terakhir harga ayam potong di pasaran turun, hal ini terjadi karena menurunnya permintaan konsumen terhadap ayam di peternak.
Pantauan di pasar Lemabang harga ayam potong berkisar Rp 22 ribu - Rp 25 ribu per kilogramnya.
Padahal beberapa waktu terutama saat mendekati hari raya, harga ayam potong sempat melambung tinggi mencapai Rp 40 ribu - Rp 45 ribu per kilogram.
Baca: Kebiasaan Selipkan Sajam Pisau di Pinggang, Juri Diamankan Jatanras
Saat dikonfrimasi, Plt Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Sumsel, Yustianus mengatakan, pihaknya pun menyebut permintaan yang menurun di tingkat peternak tidak hanya terjadi di Pulau Jawa tetapi juga terjadi di Sumsel.
Hal tersebut lantaran saat ini bersamaan dengan bulan Suro yang identik dengan tidak adanya hajatan.
“Salah satu faktor menurunnya harga jual ayam karena sekarang ini tidak ada musim hajatan seperti kemarin sehingga permintaan di masyarakat sepi sehingga hal ini dikeluhkan oleh peternak,” kata Yustianus, Minggu (30/9).
Baca: Pascagempa Donggala , Permukaan Tanah Meninggi 1,5 Meter
Yustianus menjelaskan, pemerintah sendiri telah menentapkan harga acuan indikasi untuk ayam potong yakni Rp 32 ribu perkilogram.
Namun, saat ini harga ayam potong sendiri mencapai Rp 22 ribu - Rp 25 ribu per kilogram sehingga hal ini yang dikeluhkan di tingkat peternak.
“Yang pasti sekarang harganya jelas turun jauh sehingga stok di peternak banyak sedangkan stok pasar juga banyak. Ini yang dikeluhkan oleh peternak sehingga harga di tingkat peternak turun jauh,” jelasnya.
Baca: Mahasiswa Polsri Lolos ke Ajang Born To Protect Tingkat Nasional
Yustianus menambahkan, dirinya memastikan persoalan tersebut nantinya akan selesai jika ada musim-musimnya seperti ada hajatan dan lainnya.
“Jika ada harinya seperti musim haji, ramadhan, dan hajatan itu kan membutuhkan stok ayam yang besar jadi permintaan di masyarakat bisa tinggi kembali sehingga harga di tingkat peternak normal kembali,” pungkasnya.