Peringatan Keras! Bocah Ini Derita Leukimia Gara-gara Sering Main HP, 3 Rumah Sakit Menyerah
Terungkap! Salah satu penyebab anak-anak menderita kanker darah atau leukimia, adalah kesering main handphone/HP.
SRIPOKU.COM - Terungkap! Salah satu penyebab anak-anak menderita kanker darah atau leukimia, adalah kesering main handphone / HP.
Seperti dialami bocah ini, dia kena leukimia stadium 4 sampai 3 rumah sakit menyerah menanganinya.
Berita Lainnya:
Denada Terus Terang Soal Penyebab Shakira Aurum Kena Leukimia
Ya, melansir Nakita.id, di era modern seperti ini banyak orangtua yang terlalu membebaskan anak bermain gadget terlalu lama.
Alasan lain, agar anak diam di rumah, tidak rewel dan Moms bisa mengerjakan kegiatan lainnya.
Tapi, pilihan tersebut ternyata kesalahan besar orangtua yang bisa berdampak jangka panjang untuk kesehatan Si Kecil.
Seperti kasus seorang anak balita di Yogyakarta yang kisahnya dibagikan oleh keluarganya melalui akun Facebook Retno Sesysa Sekarsary Pumpido.
Zein Raffael, anak balita usia 3 tahun yang kesehariannya terlihat riang ini mendadak divonis kanker darah stadium 4.
Awal Agustus 2018 kemarin, Retno membagikan kisah keponakannya yang divonis kanker darah dan 3 rumah sakit menyerah untuk menangani keponakannya.
Pihak keluarga mengaku tidak pernah menduga Zein akan menderita kanker darah di balik kelincahan dan keceriaannya.
Dalam kurun waktu 1 bulan, gejala kanker darah sangat cepat terlihat di tubuh Zein seperti sariawan, demam hingga mata bengkak.
Saat itu keluarga mengira bengkak pada mata Zein selayaknya mata sembab karena menangis seperti biasanya.
Singkat cerita keluarga membawa Zein periksa ke salah satu klinik yang langsung angkat tangan dan menyarankan mereka membawanya ke rumah sakit.
Mereka pun bergegas menuju rumah sakit dekat rumah dan tim dokter pun langsung angkat tangan.
Pihak rumah sakit pertama menyarankan mereka membawa Zein ke RS Panti Rapih atau RS Sardjito di Jogja.
Keluarga langsung membawa Zein ke RS Panti Rapih karena kondisi yang suda terlihat lemas.
Tiga hari rawat inap, kondisi justru semakin memburuk dan pihak rumah sakit merujuknya ke RS Sardjito.