Ustadz Raehanul Bahraen : Sakaratul Maut Dalam Tinjauan Syariat Islam dan Medis
satu keluarga yang menangis menjerit meraung membacakan yasin saat salah satu anggota keluarga nya menghadapi sakaratul maut dan ini salah
Penulis: Igun Bagus Saputra | Editor: Igun Bagus Saputra
SRIPOKU.COM,PALEMBANG — Berbicara soal kematian banyak manusia yang tidak mau mengingat kematian ditipu dengan dunia demikianlah sepenggal pesan awal yang disampaikan Ustadz dr Raehanul Bahraen dihadapan ribuan jamaah Masjid Taqwa, Minggu (8/7/2018).
Dalam safari dakwah yang digelar Dirkrimsus Polda Sumsel bekerjasama dengan Crew Ghuroba dan Komunitas Ikhwan Polda Sumsel, Ustadz Raehanul berdakwah dengan tema-tema yang bersentuhan dengan kesehatan dari tinjauan syariat islam.
“Pesan Nabi Muhammad salaulahualaihi wassalam perbanyaklah kalian mengingat penghancur kelezatan yaitu maut maksudnya karena manusia umumnya menikmati kelezatan dunia membuat dia lalai,” ujarnya.
Dengan tema sakaratul maut jamaah nampak saksama mendengar kajian.
“sakaratul maut hal yang gaib secara umum manusia tidak bisa melihat akan tertapi terkadang allah tampakkan,” tuturnya.

Ustadz lulusan kedokteran UGM dan dokter spesialis patologi klinis ini sedikit berbagi pengalaman saat beliau berhadapan dengan orang saat menghadapi sakaratul maut.
“ di rumah sakit kami sering jumpai satu keluarga yang menangis menjerit meraung membacakan yasin saat salah satu anggota keluarga nya menghadapi sakaratul maut dan ini salah,” ujarnya.
Hendaknya salah seorang keluarga bersikaplah tenang ketika salah satu anggota keluarga berhadapan dengan sakaratul maut.
“ seorang anak wajib mendampingi orang tuanya yang berhadapan sakaratul maut bisikan ditelinganya laa ilahaillaulah dan ucapkan berbaiksangkala kepada allah ya ayah ibu, ujarnya.
Sebelumnya Ustadz Raehanul Bahraen memberikan ceramah di Masjid Ar Raiyah kompleks DPRD Sumsel dan Masjid Darul Muttaqin Bagus Kuning.(REL/GBS).