Berita Palembang
Cerita Penambang Pasir Ilegal Setor Uang ke RT Hingga Perangkat Desa.
Setidaknya hasil penelusuran pada Minggu (8/7/2018) ditemukan beberapa kapal yang sedang melakukan
Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Yandi Triansyah
Laporan Wartawan Sripoku.com Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - - Aktivitas penambangan pasir ilegal masih terjadi di sepanjang Sungai Musi dari kawasan Musi II Palembang hingga daerah perbatasan Banyuasin dan Muaraenim.
Setidaknya hasil penelusuran pada Minggu (8/7/2018) ditemukan beberapa kapal yang sedang melakukan aktivitas penambangan pasir di daerah Pulokerto Gandus dan beberapa kawasan lainnya di perbatasan Banyuasin dan Muaraenim.
Kami pun sempat merapat ke kapal para penambang pasir ini, untuk melihat aktivitas para penambang pasir ini.
Pasir diambil menggunakan mesin melalui pipa selang yang di masukkan ke dalam dasar sungai.
Kemudian bersama air pasir pasir itu terangkat ke atas dan diarahkan ke tongkang kosong yang sudah disiapkan oleh penambang.
Air yang termasuk bersama pasir ke dalam tongkang secara otomatis akan keluar sendiri dan pasir tetap berada di dalam tongkang.
"Kapasitas satu tongkang ini bisa mencapai 100 kubik pasir, " kata salah seorang penambang.
Menurut penambang itu, sehari bisa mencapai dua tongkang pasir yang mereka hasilkan.
Kemudian pasir tersebut di bawa ke pemilik atau pengusaha pertambangan tersebut.
" Kami disini hanya pekerja, kapal dan peralatan tongkang ada pemiliknya, "katanya.
Saat ditanya soal izin, para penambang ini kaget. Karena selama mereka menambang tak mengetauhi soal itu. Setau mereka setiap kali kapal masuk untuk menambang pasir, penambang menyetor sejumlah uang sebesar Rp 250 ribu ke oknum aparat desa di kawasan mereka menambang.
" Saya tidak tau soal izin, yang kami tau setiap satu tongkang yang menambang kami setor Rp 250 ribu ke perangkat desa atau RT, "kata penambang itu.
Saat ditanyai soal dampak lingkungan, mereka juga tak mengetahui soal itu. Penambang hanya mencari titik titik dimana terdapat pasir banyak.
"Biasanya kami sedot pasir di tengah sungai, kalau di pinggir sungai sering kena marah oleh masyarakat, "katanya.