Kisah Kuburan Mayit Penuh Api Dan Leher Ada Rantai Dari Api, Padahal Ia Puasa, Tapi Tak Lakukan Ini

Ternyata kuburan itu telah penuh dengan api dan di leher si mayat ada rantai dari api.

Editor: ewis herwis
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM-- Diceritakan dari Ibnu Hajar bahawa serombongan orang dari kalangan Tabi’in pergi berziarah ke rumah Abu Sinan.

Baru sebentar mereka di rumah itu, Abu Sinan telah mengajak mereka untuk berziarah ke rumah jirannya.

“Mari ikut saya ke rumah jiran untuk mengucapkan ta’ziah atas kematian saudaranya.” kata Abu Sinan kepada tamunya.

Sesampainya di sana, mereka mendapati saudara dari si mayit senantiasa menangis karena terlalu sedih.

Baca: 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan Raih Pahala dan Keberkahan Dengan Lakukan Amalan Ini

Baca: 3 Pesan Rasulullah Kepada Abu Dzar Dan Abu Abdurrahman Yang Berkaitan Dengan Keseharian Kita

Ilustrasi
Ilustrasi ()

Para tamu telah berusaha menghibur dan membujuknya agar jangan menangis, tapi tidak berhasil untuk menghentikan tangisan saudara dari si mayit tersebut

. “Apakah kamu tidak tahu bahwa kematian itu suatu perkara yang mesti dijalani oleh setiap orang?” tanya para tamu.

“Itu aku tahu. Akan tetapi aku sangat sedih karena memikirkan siksa yang telah menimpa saudaraku itu.” jawabnya.

“Apakah engkau mengetahui perkara yang ghaib?”

“Tidak. Akan tetapi ketika aku menguburkannya dan meratakan tanah di atasnya telah terjadi sesuatu yang menakutkan. Ketika itu orang-orang telah pulang, tapi aku masih duduk di atas kuburnya. Tiba-tiba terdengar suara dari dalam kubur ‘aaa….aaa….Mereka tinggalkan aku seorang diri menanggung siksa. Padahal aku mengerjakan puasa dan shalat.’ Jeritan itu betul-betul membuatku menangis karena kasihan. Aku coba menggali kuburnya semula karena ingin tahu apa yang sudah terjadi di dalamnya. Ternyata kuburan itu telah penuh dengan api dan di leher si mayat ada rantai dari api. Karena kasihan kepada saudaraku itu, aku coba untuk melepaskan rantai itu dari lehernya. Ketika aku ulurkan tangan untuk membukanya, tanganku terbakar.”

Ilustrasi
Ilustrasi ()

Lelaki itu menunjukkan tangannya yang masih hitam dan mengelupas kulitnya karena api dari dalam kubur.

Dia meneruskan ceritanya: “Aku terus menimbun kubur itu seperti semula dan pulang dengan segera. Bagaimana kami tidak akan menangis apabila mengingat keadaan itu?”

“Apa yang biasa dilakukan oleh saudaramu ketika di dunia?” tanya teman-teman Abu Sinan.

“Dia tidak mengeluarkan zakat hartanya.” jawabnya.

Dengan jawaban ini, teman-teman Abu Sinan membuat kesimpulan tentang kebenaran ayat Suci Al-Quran surah Ali Imran yang artinya: 

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Ali Imran, 180).”

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved