Sadis! Marah Dimintai Rp 800 ribu Usai Berhubungan Seks, Pensiunan Guru Bunuh Seorang Gadis
Pelaku belum sebulan menempati kos-kosan di Kelurahan Sikumana. Pelaku sudah memiliki seorang istri dan enam orang anak yang juga sudah berkeluarga.
SRIPOKU.COM - Satu lagi aksi pembunuhan sadis yang menarim perhatian masyarakat Indonesia.
Seorang pensiunan guru juga tokoh agama di Desa Oelomin, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), berinisial ES (69), nekat menghabisi seorang perempuan muda, DA alias Ully (26).
Pelaku ES nekat membunuh Ully karena kesal dimintai uang Rp 800.000 usai berhubungan seks di kos-kosan yang ditempati ES di Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Selasa (15/5/2018).
Pelaku adalah warga Desa Oelomin, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang.
Pelaku belum sebulan menempati kos-kosan di Kelurahan Sikumana.
Pelaku sudah memiliki seorang istri dan enam orang anak yang juga sudah berkeluarga.
Saat ini, istri pelaku berada di Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, untuk urusan keluarga.
Sedangkan pelaku sendirian di Kupang.

Kapolres Kupang Kota AKBP Anthon Christian Nugroho mengatakan, kejadian itu bermula ketika korban datang ke kos yang ditempati pelaku untuk melayani pelaku secara seksual.
"Setelah selesai melayani terlapor (ED), korban (Ully) meminta uang jasa kepada terlapor sebesar Rp 800.000, namun terlapor marah karena sesuai kesepakatan awal bahwa korban setuju untuk jasa dikenakan tarif sebesar Rp 150.000," ungkap Anthon kepada Kompas.com, Rabu (16/5/2018) malam.
Karena tidak puas, lanjut Anthon, keduanya pun bertengkar.
Baca:
Mengharukan! Belum Resmi Mualaf, DJ Butterfly Sudah Puasa, Lihat Perjuangannya Bikin Kagum
Parah! Ini Kesalahan Fatal Angga Sampai Dewi Perssik Murka, Bongkar Sakit Kelamin & Kelainan Seks
Masih Berani Tidur Setelah Sahur, Siap-siap Kena Penyakit Mematikan Ini. Lihat Contoh Rasulullah
Pelaku yang kesal lalu mengambil pisau di dalam tasnya dan menusuk korban sebanyak empat kali di bagian dada, perut dan leher.
Usai membunuh korban, pelaku lalu mengangkat tubuh korban dan memasukkannya ke gentong air berwarna hijau yang ada di dalam kamar kos, kemudian ditutup dengan lakban.
Selanjutnya pelaku meminta bantuan seorang sopir pikap untuk mengangkat gentong air warna hijau dan dibawa ke rumah pelaku di Desa Oelomin.
Setelah sampai di Desa Oelomin, pelaku lalu membuang mayat korban ke dalam sumur di belakang sebuah gereja yang dalamnya sekitar 12 meter.
