Tekan Kecanduan Game Online, Kini Siswa Bisa Akses Seluruh Mata Pelajaran di Gadget
Kecanggihan teknologi saat ini memberikan dampak posisitf bagi dunia pendidikan, salah satunya kemudaha
Penulis: Yuliani | Editor: Odi Aria Saputra
SRIPOKU.COM, PALEMBANG --Kecanggihan teknologi saat ini memberikan dampak posisitf bagi dunia pendidikan, salah satunya kemudahan mengakses pajaran.
Hal inilah yang segera digerakka oleh seluruh Dinas Pendidikan (Disdik) di Indonesia, dimana dengan menggandeng Lembaga Ruang Guru. Disdik bakal menerapkan sistem belajar secara offline di gadget siswa maupun guru.
Kabid SMP Disdik kota Palembang, Herman Wijaya mengatakan beberapa waktu lalu, seluruh Disdik mendapatkan undangan dari Lembaga Ruang Guru termasuk ia mewakili Disdik Palembang.
Dalam pertemuan tersebut, turut dihadiri dari perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Jadi saat acara kemarin, kami ditawarkan oleh Lembaga Ruang Guru untuk menerapkan pendidikannya melalui sistem pembelajaran secara offline, bentuknya ini seperti sebuah aplikasi data yang diajarkan baik itu dengan laptop dan gadget," ujarnya, Selasa (27/3/2018).
Lanjutnya, Lembaga Ruang Guru juga menawarkan beberapa metode pembelajaran yang mudah dipahani. Jadi semua mata pelajaran (mapel) bisa diakses melalui media seperti laptop dan gadget.
Malahan semua mata pelajaran dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK sudah dimasukkan.
"Cara menggunannya ini sekolah tinggal memasukan Flashdisdik kedalam media, dan siswa bisa mengakses belajar mandiri secara offline.
Mereka juga bisa belajar dirumah karena sifatnya ini offline, jadi meski mereka tidak ada kuota mereka pun bisa belajar dimana pun dan kapan pun," jelasnya.
Untuk harga memang sedikit mahal, namun jika ini demi pendidikan tentu Disdik akan mendukung.
Untuk satu aplikasi saja dihargai Rp600 ribu.
Namun untuk mekanisme selanjutnya hari Senin atau Selasa ini, pihak Lembaga Ruang Guru mau melakukan pelatihan dan sosialiasi.
"Apabila aplikasi pembelajaran ini cocok dengan guru, tentu sekolah diperbolehkan untuk menerapkan pembelajaran ini," ungkapnya.
Pihaknya sendiri secara lugas menyatakan mendukung adanya metode ini. Bukan berarti mengabaikan buku yang selama ini menjadi sumber refrensi.
"Kita lihat saja rata-rata siswa SD dari kelas 1 sudah bisa memakai gadget, kita berharap dengan diisi dengan materi pembelajaran secara offline sendiri, siswa bisa terhindar dari pengaruh negatif baik itu game maupun konten video porno.
Guru juga bisa terbantu dengan materi di aplikasi, soalnya mereka tidak perlu repot untuk menuliskan pelajaran karena mereka cukup melihat ke dalam aplikasi Ruang Guru," terangnya