Kabar Meninggalnya Rudi Hartono Dipastikan Hoax, Ini Perjalanan Hidupnya Sebelum Jadi Legenda
Setelah itu, bulu tangkis menjelma menjadi bagian yang tak bisa terlepaskan dari sosok Rudy Hartono.
SRIPOKU.COM, JAKARTA -- Di negeri ini, siapa pun bisa menjadi sasaran berita bohong atau berita hoaks, bahkan meski itu seorang legenda bulu tangkis sekelas Rudy Hartono Kurniawan sekali pun.
Rudy Hartono, legenda bulu tangkis yang hingga kini masih mencatat rekor sebagai pemain paling banyak menjadi juara turnamen tertua All England (8 kali), sempat diterpa isu tak sedap karena dirinya dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (10/03/2018).
Berita kematian ini sempat cepat menyebar melalui media sosial, dimana tidak sedikit orang-orang yang mengunggahnya tanpa melakukan cek dan ricek terlebih dulu.
Sebagian besar bahkan mungkin tidak mengetahui dengan jelas siapa sebenarnya Rudy yang disebut sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang sejarah bulu tangkis ini.
Persebaran berita hoaks ini pun tidak juga surut meski telah ada bantahan secara sporadis.
Tak ada yang peduli apakah berita ini bohong atau tidak.
Juga apakah berita ini bisa berakibat buruk untuk keluarga besar Kurniawan atau dunia bulu tangkis Indonesia secara umum.
Padahal, hampir sepanjang hidupnya Rudy dedikasikan untuk keharuman nama Indonesia di mata internasional.

===
Lahir dengan nama Nio Hap Liang di Surabaya pada 18 Agustus 1949, Rudy awalnya memutuskan merantau meninggalkan keluarga karena dipanggil negara untuk mengikuti seleksi Piala Thomas di usia 16 tahun pada 1965 dan masuk tim utama untuk perebutan pada 1967.
Meski Indonesia kemudian kehilangan Piala Thomas pada Malaysia pada 1967, namun Rudy menunjukkan kepada dunia bahwa bintang baru telah lahir di Indoensia.
Rudy sukses mengalahkan jagoan Malaysia, Tan Aik Huang, di babak final.
Setelah itu, bulu tangkis menjelma menjadi bagian yang tak bisa terlepaskan dari sosok Rudy Hartono.
Ia memenangi turnamen All England pada 1968 hingga 1974.
Rudy sempat kehilangan gelar juara pada 1975 dan merebut kembali untuk kedelapan kalinya pada 1976.
Rudy juga membawa tim Indonesia merebut kembali Piala Thomas di Kuala Lumpur pada 1970 dan mempertahankannya pada 1973, 1976 dan 1979.
Pada 1982, di usia 33, Rudy masih memperkuat tim Piala Thomas meski harus kehilangan gelar di tangan kekuatan baru yang datang dari negeri tirai bambu, China.

===
Rudy Hartono Kurniawan akhirnya memutuskan untuk pensiun pada 1982, meski begitu Rudy masih berkecimpung dengan para pemain muda.
Ia pernah berada di tim Piala Thomas saat kembali berjaya di Kuala Lumpur pada 1984.
Bahkan para mantan pemain seperti Hermawan Susanto dan Alan Budi Kusuma masih mengingat momen bagaimana marahnya Rudy kepada para pemain saat Indonesia dikalahkan Malaysia pada perebutan Piala Thomas 1992.
Kini pada usianya jelang 70 tahun, Rudy bahkan masih aktif di dunia bulu tangkis.
Ia membantu pengembangan bulu tangkis melalui klub lamanya, Jaya Raya.
Pada setiap kesempatan, ia tak segan membagi ilmu dan pengalamannya untuk memotivasi para pemain muda Indonesia untuk menghadapi persaingan yang semakin keras di tingkat internasional.
Karena itulah, sangat mengherankan bila ada berita buruk tetapi bohong yang tersebar tentang meninggalnya Rudy Hartono.
Bila berpikir baik, persebaran berita ini semata kesalahan informasi tentang adanya pemain bulu tangkis legendaris yang meninggal.
Pekan ini, bulu tangkis memang kehilangan pemain ganda putra Korea Selatan era 1990-2000an, Jung Jae-sung.
Peraih medali perunggu Olimpiade 2012 ini meninggal dunia di rumahnya dalam usia 35 tahun, Jumat (9/3/2018) lalu.
Untung, bantahan terhadap berita meninggalnya Rudy Hartono sudah dilakukan.
Bukan hanya dari kalangan pengurus atau mantan pemain seperti Yuni Kartika, Lius Pongoh atau pun Susy Susanti.
Tetapi juga dari kalangan lainnya.
Jurnalis bulu tangkis, Broto Happy, bahkan menuliskan dalam akun Facebook miliknya tentang komunikasinya dengan Rudy Hartono pada Sabtu (10/3/2018) setelah berita kematian Rudy tersebar.
Disebutkan saat itu Rudy tengah bermain golf.

===