Ditemukan Bata Kuno Peninggalan Keraton Kuto Batu
Lokasi seputaran. Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, masih banyak menyimpan peninggalan sejarah yang belum tersentuh.
Penulis: Welly Hadinata | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, PALEMBANG--- Lokasi seputaran. Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, masih banyak menyimpan peninggalan sejarah yang belum tersentuh. Terutama peninggalan sejarah yang masih tertimbun di bawah tanah.
Terbukti ketika pekerja yang akan menggali lobang untuk pondasi tiang bendera di Halaman Museum SMB II BKB Palembang, secara tak sengaja pekerja menemukan susunan bata kuno yang terstruktur rapi.
Pihak Balai Arkeolog (Balar) Palembang langsung mendatangi lokasi. Arkeolog Retno Purwanti yang melihat langsung hasil temuan pekerja, memastikan batu bata yang ditemukan adalah bata bata kuno bagian dari struktur bangunan masa Keraton Kuto Batu pada masa abad ke-18.
"Sudah pasti batu bata kuno ini peninggalan dari masa Keraton Kuto Batu. Lihat saja bentuk batu batanya yang masih kuno dan bukan hasil cetakan. Perlu diketahui, kawasan BKB ini masih banyak peninggalan sejarah yang belum tergali," ujar Retno sembari melihat secara detail bata bata kuno yang ditemukan.
Retno mengatakan, struktur batu bata kuno yang ditemukan, merupakan pagar yang mengelilingi pendopoan pada masa Keraton Kuto Batu. Berdasarkan sejarah, kawasan BKB memang sebagai lokasi yang banyak menyimpan sejarah. Mulai dari zaman Kerajaan Sriwijaya hingga masa kolonial.
"Bisa dipastikan, untuk semua peninggalan sejarah pada kedalaman satu sampai dua meter itu merupakan peninggalan masa Kesultanan Palembang. Sedangkan untuk kedalaman dua meter lebih, apa yang ditemukan bisa jadi bukti dari peninggalan sejarah masa Kerajaan Sriwijaya yang dimulai dari abad ketujuh," ujarnya.
Bukan hanya kawasan BKB yang masih menyimpan peninggalan sejarah, Retno mengatakan, hampir semua wilayah Palembang masih banyak menyimpan situs-situs peninggalan sejarah yang belum tergali seutuhnya. Terutama untuk peninggalan situs Sriwijaya yang menyebar di wilayah Palembang.
"Situr Sriwijaya itu menyebar hampir seluruh wilayah Palembang. Memang dari masa ke masa, wilayah Palembang digenangi air dan adanya penimbunan sehingga banyak peninggalan sejarah yang belum ditemukan. Seyogyanya jika pihak pemerintah dan perorangan melakukan pembangunan dengan melakukan penggalian, agar bisa berkoordinasi dengan pihak arkeolog," ujarnya.
Retno menambahkan, pihak arkelog bukannya untuk menghambat pembangunan yang ada, melainkan hanya melakukan pendataan sejarah sebelum terlambat.
"Jadi nggak perlu takut, kita dari arkeolog hanya mendata sejarah. Karena Palembang banyak menyimpan situs sejarah, mulai dari Kerajaan Sriwijaya sampai masa kolonial," ujarnya.
