Tertarik Potensi di TAA, Belarusia Ingin Bangun Pabrik Ban
Menurutnya Sumsel memang dikenal sebagai daerah dengan potensi sumber daya alam (SDA) yang berlimpah.
Penulis: Deryardli | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM, JAKARTA -– Negara di kawasan Eropa Timur, Belarus atau Belarusia, berminat menanamkan modal dengan membangun pabrik di Sumsel. Negara yang memiliki ibu kota Minsk itu mengajak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel bekerja sama di bidang perkebunan karet, dengan membangun pabrik ban.
Duta Besar Belarusia untuk Indonesia, Vladimir Lopato Zagorsky mengatakan, potensi Sumsel di bidang perkebunan khususnya karet membuat pengusaha di negara asalnya tertarik membuat pabrik pengolahan barang jadi.
“Produksi karet di Sumsel cukup banyak, sehingga membuat kami yakin untuk membangun pabrik ban. Tapi tidak menutup kemungkinan di bidang lain seperti pertanian dan kebudayaan,” kata Vladimir saat bertemu Gubernur Sumsel, Alex Noerdin di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (31/3/2015).
Bagi Alex, rencana itu disambut baik Pemprov Sumsel. Menurutnya Sumsel memang dikenal sebagai daerah dengan potensi sumber daya alam (SDA) yang berlimpah. Seperti, batubara, minyak dan gas. Serta potensi SDA lain yang belum maksimal dikembangkan yakni perkebunan.
“Sumsel salah satu daerah yang memproduksi karet terbesar di dunia. Sangat mungkin apabila investor ingin menanamkan modal di Tanjung Api Api yang diproyeksi sebagai kawasan ekonomi baru di Sumatera,” ujarnya.
Selain itu Alex juga menawarkan potensi kerja sama di bidang lain semisal kesehatan dan olahraga. Ia menawarkan Belarusia berinvestasi di bidang peningkatan sumber daya manusia (SDM) seperti pelatih cabang olaharaga. Kerja sama itu dinilainya memiliki masa depan untuk mendukung Sumsel sebagai tuan rumah Asian Games 2018 mendatang.
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Sumsel, Fakhrurozi mengatakan, indusri hilir sangat dibutuhkan Sumsel yang memiliki produksi besar di bidang perkebunan. Infrastruktur yang menjadi kendala sektor tersebut disebutnya akan segera diatasi.
“TAA akan memiliki jalur kereta api dari daerah penghasil SDA. Belum lagi rencana pembangunan jalan tol di TAA dan pelabuhan samudera di Tanjung Carat, sehingga distribusi barang hasil olahan bisa berjalan lancar,” terangnya.