Kue Kering yang Paling Diburu Jelang Lebaran

“Harganya sangat ekonomis serta praktis jadi kita tidak susah lagi susah-susah membuatnya

Penulis: Candra Okta Della | Editor: Hendra Kusuma

SRIPOKU.COM, SEKAYU-Menjelang lebaran yang hitungannya tinggal 6 hari lagi, bisnis kue kering seketika menjamur dipasar Perjuangan Kecamatan Sekayu. Tak hanya toko roti saja yang mencoba meraup untung dari momentum hari raya, pelaku industri rumah tangga pun rupanya tidak mau ketinggalan, turut mendulang rupiah dengan memproduksi kue kering.

Salah satu pedagang Icun (54)  warga Sekayu, ketika ditemui mengatakan, berjualan kue kering ini sudah ditekuninya selama 15 tahun, di mana setiap tahun apabila menjelang hari raya idul fitri maupun idul adha akan berjualan. Karena biasanya keuntungan bisa berkali-kali lipat, terlebih lagi pada 3 hari menjelang idul fitri.

“Biasanya membuka lapak ini 10 hari menjelang lebaran, dimana kue kering beraneka ragam dijual. Selain itu juga, bukan hanya kue kering macam-maca keripik, kempang dan makanan lebaran lainnya dijual,”ujarnya ditemui, Selasa (22/7/2014).

Lanjutnya, kue kering yang di jual sengaja di datangkan dari kota Palembang, dan dijualnya di pasar perjuangan. Dimana tiap kue keringdijual perkilo dengan cara dimasukkan kedalam kantong plastik yang sebelumnya kue itu tersusun rapi di dalam toples plastik besar. Harga mulai dari sepuluh ribu sampai ratusan ribu, dengan ukuran dari setengah kilo sampai ratusan kilo.

Maka dari itu setiap tahun keuntungan cukup besar mencapai Rp 3 sampai Rp 4 juta dalam 10 hari berjualan. ”Jualan kue kering ini setahun sekali, seterusnya saya berjualan ikan dipasar Talang Jawa,” katanya.

Berdasarkan pantauan Sripoku.com dilapangan, kue kering dan minuman kaleng menjadi primadona tersendiri bagi masyarakat, bagi ibu-ibu kurang lengkap jika berlebaran tanpa adanya kue kering dan minuman kaleng tersaji di atas meja tamu. Namun demikian, dari banyaknya kue kering tersebut, nastar menjadi idola ibu-ibu saat memburu kue kering di pasar perjuangan Sekayu.

“Kami kesini cari nastar, karena anak-anak saya dirumah suka sekali, sekalian bias menjadi jajanan anak dirumah,” ujar Marni salah satu pemberli ketika sedang berbelanja.

Senada, Mardia (37) salah seorang warga Kelurahan Balai Agung menuturkan, biasa menyajikan kue kering saat lebaran idul fitri dan idul adha, selain tamu yang berkunjung anggota keluarga juga menyukai kue kering. Sebab itu merupakan kebiasaan tiap hari lebaran namun yang pasti tidak begitu banyak yang dibeli kue keringnya.

“Harganya sangat ekonomis serta praktis jadi kita tidak susah lagi susah-susah membuatnya, disamping itu juga kalau membuat sama saja dengan harga yang dijual pedagang,” ujarnya.

Sumber:
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved