Berita Muba

Tangan Ajaib Srikandi Desa Gajah Mati, Tanaman Herbal Tumbuh Subur di Atas Tanah 'Berminyak'

Di tengah hiruk pikuk penambangan minyak dari perut bumi Kabupaten Musi Banyuasin (Muba)

Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Fajeri Ramadhoni
MEMERAS SARI JAHE - Yeni Lusmita, penggagas Kelompok Toga Kenanga Desa Gajah Mati, Kecamatan Babat Supat, sedang memeras sari jahe merah dan lemon hasil kebun sendiri untuk bahan dasar minuman herbal, Rabu (12/11/2025) 

SRIPOKU.COM, SEKAYU - Di tengah hiruk pikuk penambangan minyak dari perut bumi Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel), sebuah desa tenang bernama Desa Gajah Mati, Kecamatan Babat Supat juga sibuk dengan hasil alam tak terbatasnya.

Di permukaan tanah, batang tanaman herbal mencengkram akar tumbuh subur dalam perawatan telaten perempuan mandiri Kelompok Toga Kenanga.

Para perempuan tangguh ini menyadari pentingnya keseimbangan ekosistem. Bagi sebagian masyarakat Muba, minyak merupakan harta karun berharga yang memberikan kehidupan layak selama puluhan tahun.

Namun siapa sangka, tanaman herbal juga tumbuh subur di hutan dan pekarangan rumah warga yang memberikan asa baru bagi kehidupan warga Desa Gajah Mati.

SIRUP LEJASE - Yeni Lusmita menunjukkan produk olahan unggulan kelompoknya, Sirup LEJASE (Lemon Jahe Serai), hasil inovasi dari bahan alami Desa Gajah Mati yang kini menjadi produk andalan warga.
SIRUP LEJASE - Yeni Lusmita menunjukkan produk olahan unggulan kelompoknya, Sirup LEJASE (Lemon Jahe Serai), hasil inovasi dari bahan alami Desa Gajah Mati yang kini menjadi produk andalan warga. (SRIPOKU.COM / Fajeri Ramadhoni)

Hal inilah wujud nyata efek berganda dari industri hulu migas, menciptakan keseimbangan antara ekonomi dan ekologi.

Saat harga getah karet dan sawit terus labil, namun semangat warga di Dusun IV Desa Gajah Mati tak pernah mati.

Berkat usaha tanaman obat keluarga yang didukung perusahaan kontraktor Migas PT Medco E&P Indonesia, mereka bangkit dan mandiri menghasilkan obat herbal berkhasiat dan dikenal ke seluruh wilayah luar Muba. 

Semangat tersebut lahir dari sosok Yeni Lusmita, salah satu warga Desa Gajah Mati yang tak mau menyia-nyiakan pekarangan rumahnya.

Yeni menanam beranekaragam tanaman obat keluarga mulai dari kumis kucing, cabai jawa, kunyit putih, remek daging, sosor bebek, sirih merah, keladi tikus, lidah buaya, jahe, daun iler, daun kelor, sambiloto, temulawak, dan sebagainya.

Kecintaan Yeni terhadap tanaman obat keluarga ini dilatarbelakangi kegemaran mengkonsumsi jamu semenjak kecil.

Maka itu ia ingin agar siapapun bisa menikmati hidup sehat dengan keberkahan dari hasil alam.

"Saya belajar banyak dari ibu saya, bahwa kalau sakit tak perlu langsung mengkonsumsi obat kimia. Dengan obat herbal penyembuhannya perlahan tapi pasti. Lebih aman bagi tubuh dan pastinya banyak manfaatnya," ujarnya.

Menurutnya, tanaman obat dapat menjadi solusi untuk mengobati berbagai penyakit sekaligus menjaga kesehatan dengan cara memanfaatkan daun, bunga, batang, akar, buah, bahkan biji.

Apabila diolah dengan baik dan tepat, semua bagian tanaman akan memberikan khasiat alami yang sangat baik untuk kesehatan.

Kepiawaian Yeni dalam mengolah tanaman obat ini memberikan harapan baru bagi perekonomian masyarakat sekitar.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved