Disdik Sumsel Turun Tangan, Selidiki Penyebab Ribuan Pelajar SMKN 1 Indralaya Selatan Mogok Belajar

SRIPOKU.COM, PALEMBANG- Ribuan siswa SMKN 1 Indralaya Selatan menggelar aksi mogok belajar sebagai bentuk protes terhadap Kepala Sekolah, Eddy Dharmansyah.

Mereka menuntut agar kepala sekolah dicopot karena diduga melakukan korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan terlibat dalam penyalahgunaan dana Program Indonesia Pintar (PIP).

Menanggapi hal ini, Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Andi Bobby Wahyudi, menyatakan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan proses investigasi untuk memastikan kebenaran tuduhan tersebut.

"Kita tidak bisa hanya mendengarkan satu pihak. Kepala sekolah juga akan kita panggil untuk dimintai klarifikasi. Hal ini penting agar tidak menjadi fitnah," kata Andi, Selasa (7/10/2025). 

Ia menjelaskan, bahwa tuntutan siswa telah difasilitasi dan disampaikan. Selanjutnya, tim akan mengecek alur penggunaan dana BOS dan PIP.

"PIP itu langsung ditransfer ke rekening siswa, jadi tidak boleh ada potongan. Jika ada pemotongan setelah dana cair, itu berarti ada pemaksaan. Ini yang sedang kita dalami,” katanya.

Andi memastikan, perkembangan hasil investigasi akan diumumkan lebih lanjut setelah semua pihak diperiksa dan bukti-bukti dikumpulkan.

Desak Kepala Dicopot

Ribuan pelajar SMKN 1 Indralaya Selatan di Ogan Ilir, menggelar aksi mogok belajar dan menyampaikan sejumlah tuntutan.

Para pelajar ini menggelar aksi terkait sejumlah permasalahan di SMKN 1 Indralaya Selatan.

Massa menuntut Kepala SMKN 1 Indralaya Selatan, Eddy Dharmansyah dicopot dari jabatannya.

"Copot kepala sekolah, Pak Eddy Dharmansyah," kata Ketua OSIS SMKN 1 Indralaya Selatan, Kelvin Valentino saat menyampaikan orasi, Senin (6/10/2025).

Menurut para pelajar, Kepsek Eddy diduga telah mengambil dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Massa juga menduga Eddy terlibat pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp 50 ribu per siswa.

"Belum lagi paket seragam kami yang belum semuanya dibagikan, padahal sudah bayar jutaan rupiah," ungkap Kelvin.