Pendidikan Profesi Guru

CONTOH Jurnal Modul 1 Prinsip Pengajaran dan Asesmen UbD PPG Tahun 2025, Lengkap Umpan Balik Rekan

Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran yang mendalam (deeper learning) di mana peserta didik tidak hanya sekadar

Freepik
JURNAL MODUL 1 - Ilustrasi belajar. CONTOH Jurnal Modul 1 Prinsip Pengajaran dan Asesmen Umum PPG Tahun 2025, Lengkap Umpan Balik Rekan 

SRIPOKU.COM - Berikut ini contoh Jurnal Modul 1 Prinsip Pengajaran dan Asesmen.

Jurnal Modul 1 dengan topik Rancangan Pembejaran Berdasarkan Prinsip Understanding by Design (UbD).

Baca juga: CONTOH Jawaban Jurnal PPG 2025: Refleksi Guru Terhadap Proses Pembelajaran Pada Modul 3 Topik 1

RANCANGAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN PRINSIP UNDERSTANDING BY DESIGN (UBD)

A. Latar Belakang

Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran yang mendalam (deeper learning) di mana peserta didik tidak hanya sekadar mengetahui, tetapi juga memahami konsep secara utuh dan mampu menerapkannya dalam berbagai konteks. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu kerangka kerja perencanaan pembelajaran yang sistematis dan terfokus pada tujuan akhir. Salah satu pendekatan yang paling relevan adalah Understanding by Design (UbD).Pendekatan UbD, dengan prinsip utamanya yaitu desain mundur (backward design), memandu guru untuk merancang pembelajaran dengan menetapkan tujuan pemahaman terlebih dahulu, kemudian menentukan bukti atau asesmen yang valid untuk mengukur pemahaman tersebut, dan terakhir merancang aktivitas pembelajaran yang relevan dan menarik. Pendekatan ini sangat cocok untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) yang sarat dengan konsep-konsep yang memerlukan pemahaman mendalam dan pembuktian melalui pengamatan atau percobaan. Jurnal ini akan mendokumentasikan proses perencanaan dan penerapan pembelajaran IPAS Kelas V SD pada materi "Cahaya dan Sifatnya" menggunakan kerangka kerja UbD,
mulai dari perumusan tujuan hingga refleksi pasca-pembelajaran.

B. Konsep Pembelajaran dengan Prinsip UbD

1. Pengertian
Understanding by Design (UbD) adalah sebuah kerangka kerja untuk merancang kurikulum, unit pembelajaran, dan asesmen yang berfokus pada pemahaman dan transfer belajar. Dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe, UbD sering disebut sebagai pendekatan "desain mundur" (backward design) karena proses perancangannya dimulai dari tujuan akhir (hasil yang diinginkan), bukan dari pemilihan aktivitas atau buku teks.

2. Tujuan

Tujuan utama dari penerapan UbD adalah:

● Fokus pada Pemahaman: Memastikan bahwa peserta didik mencapai pemahaman yang mendalam dan abadi (enduring understanding), bukan sekadar hafalan fakta.

● Pembelajaran Bermakna: Menjadikan proses belajar lebih terarah dan bermakna bagi peserta didik karena mereka tahu tujuan yang ingin dicapai.

● Asesmen Otentik: Merancang asesmen yang benar-benar dapat mengukur pemahaman dan kemampuan peserta didik untuk menerapkan pengetahuan dalam situasi nyata.

● Kegiatan Efektif: Memastikan semua kegiatan, materi, dan strategi pembelajaran yang dipilih secara langsung mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

3. Langkah-langkah Perencanaan Pembelajaran dengan Prinsip UbD

Perancangan pembelajaran dengan kerangka UbD mengikuti tiga tahapan utama:

a. Menentukan Tujuan (Identify Desired Results)

Tahap pertama adalah mengidentikasi tujuan pembelajaran jangka panjang. Guru menentukan apa yang peserta didik harus ketahui, pahami, dan mampu lakukan di akhir unit pembelajaran. Pada tahap ini, guru merumuskan Big Ideas (Gagasan Utama) dan Essential Questions (Pertanyaan Esensial) yang akan memandu proses pembelajaran.

b. Menentukan Asesmen (Determine Acceptable Evidence)

Pada tahap kedua, guru merancang cara untuk mengukur apakah peserta didik telah mencapai tujuan yang ditetapkan. Guru harus berpikir seperti seorang penilai (assessor). Bukti pemahaman dapat dikumpulkan melalui berbagai bentuk asesmen, seperti tugas kinerja (performance task), proyek, kuis, observasi, dan portofolio.

c. Merancang Kegiatan (Plan Learning Experiences and Instruction) 

Tahap terakhir adalah merencanakan kegiatan pembelajaran. Setelah mengetahui tujuan dan cara menilainya, guru merancang serangkaian aktivitas, pengalaman belajar, dan instruksi yang akan membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjukkan pemahaman mereka pada saat asesmen akhir.

C. Penerapan Prinsip Understanding By Design (UBD) Pada Pembelajaran. Ilmu Pengetahuan Alam dan sosial (IPAS) Kelas V SD materi Cahaya dan Sifatnya.

1. Tujuan Pembelajaran

a. Capaian Pembelajaran (CP)

Pada akhir Fase C, peserta didik mampu mendeskripsikan bagaimana energi (salah satunya cahaya) memengaruhi benda, serta mendemonstrasikan bagaimana sifat-sifat cahaya memengaruhi cara manusia melihat dan memanfaatkan cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan diskusi, studi literatur, dan percobaan sederhana, peserta didik dapat membuktikan dan menjelaskan minimal 4 sifat cahaya (merambat lurus, dapat dipantulkan, dapat menembus benda bening, dan dapat dibiaskan) serta mengaitkannya dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari secara benar.

c. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

1). Mengidentikasi sumber-sumber cahaya.

2). Membuktikan sifat cahaya merambat lurus melalui percobaan.

3). Membuktikan sifat cahaya dapat dipantulkan melalui percobaan cermin.

4). Membuktikan sifat cahaya dapat menembus benda bening, transparan, dan tidak dapat menembus benda gelap.

5). Membuktikan sifat cahaya dapat dibiaskan melalui percobaan pensil dalam gelas berisi air.

6). Menyajikan hasil karya (misal: poster atau periskop sederhana) yang menjelaskan penerapan salah satu sifat cahaya.

2. Asesmen

a. Asesmen Awal (Diagnostik)

○ Bentuk: Tanya jawab lisan dan kuis singkat di awal pembelajaran.

○ Pertanyaan:

1. Apa yang kalian ketahui tentang cahaya?

2. Mengapa kita bisa melihat benda di sekitar kita?

3. Apa yang terjadi jika kita menyalakan senter di ruangan gelap?

○ Tujuan: Untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik mengenai konsep cahaya dan mengidenti

kasi miskonsepsi yang mungkin ada.

b. Asesmen Akhir (Formatif/Sumatif)

○ Tugas Kinerja (Performance Task): Secara berkelompok, peserta didik diminta membuat sebuah produk sederhana (misalnya periskop dari kardus bekas, atau poster informatif) yang mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang salah satu sifat cahaya. Mereka kemudian mempresentasikan cara kerja atau isi posternya di depan kelas.

○ Penilaian Kinerja: Menggunakan rubrik yang menilai keakuratan konsep, kreativitas produk, kemampuan presentasi, dan kerja sama tim.

○ Tes Tulis: Kuis di akhir unit pembelajaran yang berisi soal-soal esai singkat untuk menjelaskan fenomena terkait sifat cahaya (contoh: "Mengapa dasar kolam yang jernih terlihat lebih dangkal dari sebenarnya?").

3. Kegiatan Pembelajaran

a. Pendahuluan (15 Menit)

1. Guru menyapa, berdoa, dan memeriksa kehadiran.

2. Apersepsi: Guru mematikan lampu kelas sejenak dan bertanya, "Apa yang terjadi? Mengapa kita tidak bisa melihat apa-apa?". Kemudian menyalakan kembali dan membahas pentingnya cahaya.

3. Pertanyaan Pemantik: Guru menunjukkan gambar pelangi atau sendok yang terlihat bengkok di dalam gelas air, lalu bertanya, "Bagaimana fenomena ini bisa terjadi?".

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan gambaran kegiatan yang akan dilakukan (eksperimen dalam kelompok).

b. Inti (45 Menit)

1. Peserta didik dibagi menjadi 4-5 kelompok.

2. Setiap kelompok menerima Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berisi panduan untuk melakukan 4 percobaan sederhana mengenai sifat-sifat cahaya di "stasiun belajar" yang berbeda:

■ Stasiun 1 (Merambat Lurus): Menggunakan kardus berlubang dan senter.

■ Stasiun 2 (Dapat Dipantulkan): Menggunakan cermin datar dan senter.

■ Stasiun 3 (Menembus Benda Bening): Menggunakan senter dan berbagai benda (plastik bening, kertas HVS, kayu).

■ Stasiun 4 (Dapat Dibiaskan): Menggunakan gelas berisi air dan pensil.

3. Peserta didik melakukan percobaan secara mandiri di dalam kelompok, mencatat hasil pengamatan pada LKPD, dan mendiskusikan kesimpulan dari setiap percobaan.

4. Guru berperan sebagai fasilitator, berkeliling untuk membimbing, memberikan
pertanyaan lanjutan, dan memastikan semua anggota kelompok aktif terlibat.

c. Penutup (10 Menit)

1. Setiap kelompok mempresentasikan secara singkat hasil dari salah satu percobaan yang paling menarik bagi mereka.

2. Guru bersama peserta didik menyimpulkan pembelajaran hari ini mengenai 4 sifat cahaya dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Guru memberikan penguatan dan meluruskan jika ada miskonsepsi.

4. Guru memberikan tugas untuk mempersiapkan asesmen kinerja (membuat poster/produk) untuk pertemuan berikutnya.

5. Kesimpulan Penerapan

Penerapan kerangka UbD dalam merancang pembelajaran materi "Cahaya dan Sifatnya" terbukti sangat efektif. Dengan memulai dari tujuan akhir dan asesmen kinerja, seluruh kegiatan pembelajaran menjadi lebih fokus dan terarah. Kegiatan percobaan yang dirancang tidak hanya menjadi aktivitas pengisi waktu, tetapi menjadi sarana bagi peserta didik untuk secara aktif membangun pemahaman dan mengumpulkan bukti belajar yang akan mereka tunjukkan pada asesmen akhir. Proses ini mendorong pembelajaran yang lebih mendalam, student-centered, dan bermakna.

D. Refleksi

1. Refleksi Diri

Secara keseluruhan, pembelajaran berjalan dengan baik. Antusiasme peserta didik sangat tinggi, terutama saat sesi percobaan. Mereka aktif berdiskusi dan mencoba berbagai kemungkinan dalam kelompoknya. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki:

● Manajemen Waktu: Alokasi waktu untuk setiap stasiun percobaan perlu lebih dipertegas, karena ada kelompok yang selesai lebih cepat sementara kelompok lain masih kesulitan.

● Diferensiasi: Untuk pertemuan berikutnya, saya perlu menyiapkan kegiatan pengayaan bagi kelompok yang cepat selesai dan bimbingan lebih intensif bagi kelompok yang membutuhkan bantuan.

● Kejelasan Instruksi LKPD: Beberapa kalimat instruksi di LKPD ternyata masih menimbulkan kebingungan, sehingga perlu disederhanakan lagi.

2. Umpan Balik Dari Rekan Sejawat

a. Rekan A (Ibu Siti, M.Pd.)

"Perancangan dengan UbD sudah sangat terstruktur. Tujuan, asesmen, dan kegiatannya sangat sinkron. Kegiatan percobaan berbasis stasiun sangat bagus untuk membuat anak aktif. Mungkin bisa ditambahkan satu 'stasiun tantangan' yang berisi masalah nyata untuk dipecahkan menggunakan konsep sifat cahaya."

b. Rekan B (Bapak Budi, S.Pd.)

"Sangat inspiratif. Saya lihat anak-anak sangat menikmati prosesnya. Saran saya, saat presentasi kelompok di akhir, bisa dicoba teknik 'gallery walk' agar semua kelompok bisa saling melihat dan memberi umpan balik pada hasil kerja temannya, tidak hanya satu arah ke guru."

c. Rekan C (Ibu Rina, S.Pd.)

"Pembelajarannya hidup. Asesmen kinerjanya juga otentik. Pertanyaan refleksi untuk guru: Bagaimana cara memastikan bahwa pemahaman yang didapat dari percobaan ini benar-benar menjadi enduring understanding? Mungkin perlu ada asesmen lanjutan beberapa minggu setelahnya untuk mengecek retensi konsep."

3. Dokumentasi

Dokumentasi kegiatan pembelajaran atau diskusi dengan rekan sejawat.

Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved