Modul Ajar

Contoh Modul Ajar Deep Learning Geografi di Kelas 12 SMA Bab 1 Pengembangan Wilayah, Tata Ruang

Peserta didik kelas XII diharapkan telah memiliki pemahaman dasar mengenai konsep-konsep geografis seperti lokasi, jarak,

Freepik
MODUL AJAR GEOGRAFI - Ilustrasi belajar. Contoh Modul Ajar Deep Learning Geografi di Kelas 12 SMA Bab 1 Pengembangan Wilayah, Tata Ruang 

SRIPOKU.COM - Berikut ini disajikan referensi Modul Ajar Deep Learning Geografi Kelas 12 SMA yang merupakan kurikulum terbaru.

Berdasarkan buku teks pelajaran Geografi Kelas 12 SMA Semester 1 dan Semester 2 Kurikulum Merdeka terdapat 3 Bab materi yang nantinya akan di pelajari, diantaranya yaitu sebagai berikut:

Modul ajar Deep Learning Geografi Kelas 12 SMA Materi Bab 1 Pengembangan Wilayah, Tata Ruang, dan Pengaruhnya terhadap Kebahagiaan ini dapat menjadi contoh modul ajar bagi para guru.

Untuk itu, simak contoh Geografi Kelas 12 SMA yang akan Sripoku.com jabarkan.

Baca juga: UNDUH Modul Ajar Deep Learning Ekonomi Kelas 11 SMA Materi Bab 1 Badan Usaha Dalam Perekonomian

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : IPS (GEOGRAFI)
BAB: 1. PENGEMBANGAN WILAYAH, TATA RUANG, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBAHAGIAAN

A.    IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah    :    .....................................................................................
Nama Penyusun    :    .....................................................................................
Mata Pelajaran    :    Geografi
Fase / Kelas /Semester    :     F / XII / ganjil
Alokasi Waktu     :    8 Jam Pelajaran (4 Pertemuan @2 JP)
Tahun Pelajaran    :    20.. / 20..

B.    IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Peserta didik kelas XII diharapkan telah memiliki pemahaman dasar mengenai konsep-konsep geografis seperti lokasi, jarak, interaksi, dan keterkaitan keruangan yang telah dipelajari pada jenjang sebelumnya. Mereka juga diharapkan memiliki kemampuan dasar dalam membaca peta, mengolah data sederhana, dan menyajikan informasi. Secara umum, peserta didik sudah akrab dengan isu-isu pembangunan di lingkungan sekitar mereka, meskipun mungkin belum sepenuhnya memahami konsep pengembangan wilayah dan tata ruang secara mendalam. Kesiapan mereka juga mencakup kemampuan berpikir kritis dan berkolaborasi dalam kelompok.

C.    KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Materi "Pengembangan Wilayah, Tata Ruang, dan Pengaruhnya terhadap Kebahagiaan" merupakan jenis pengetahuan konseptual, prosedural, dan metakognitif. Materi ini relevan dengan kehidupan nyata peserta didik karena membahas bagaimana perencanaan dan pengelolaan ruang di lingkungan mereka memengaruhi kualitas hidup dan kebahagiaan. Tingkat kesulitan materi bervariasi, mulai dari konsep dasar yang mudah dipahami hingga analisis isu kompleks yang membutuhkan penalaran kritis. Struktur materi ini terorganisir secara hirarkis, dimulai dari konsep dasar, teori, hingga studi kasus dan aplikasi nyata. Integrasi nilai dan karakter akan dilakukan melalui penekanan pada tanggung jawab sosial, kepekaan lingkungan, partisipasi aktif, dan etika dalam pembangunan.

D.    DIMENSI PROFIL LULUSAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
Kewargaan: Peserta didik memahami peran mereka sebagai warga negara yang bertanggung jawab dalam pembangunan wilayah dan tata ruang yang berkelanjutan.
Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis permasalahan pengembangan wilayah dan tata ruang, mengidentifikasi akar masalah, serta merumuskan solusi inovatif.
Kreativitas: Peserta didik mampu mengusulkan ide-ide baru atau pendekatan yang berbeda dalam menyelesaikan tantangan pengembangan wilayah dan tata ruang.
Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama secara efektif dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama dalam studi kasus pengembangan wilayah.
Kemandirian: Peserta didik mampu mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas proses belajar serta hasil kerja mereka.
Komunikasi: Peserta didik mampu menyampaikan ide, argumen, dan hasil temuan secara jelas dan persuasif.

DESAIN PEMBELAJARAN

A.    CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024
Pada akhir Fase F, peserta didik mampu mengkaji proses pengembangan wilayah yang dipengaruhi oleh potensi wilayah dan kebencanaan, mengkaji permasalahan dan kebijakan pengembangan wilayah, serta menyajikan analisis dan rekomendasi terkait isu-isu pengembangan wilayah dan tata ruang yang berkelanjutan, dengan memperhatikan dampak terhadap kebahagiaan masyarakat.

B.     LINTAS DISIPLIN ILMU YANG RELEVAN
Ekonomi: Konsep pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan dampak ekonomi dari tata ruang.
Sosiologi: Interaksi sosial, partisipasi masyarakat, dan dampak sosial dari pengembangan wilayah.
Geografi Fisik: Konsep potensi sumber daya alam, mitigasi bencana, dan kondisi fisik wilayah.
Matematika: Penggunaan data statistik untuk analisis spasial.
Ilmu Lingkungan: Konsep keberlanjutan, daya dukung lingkungan, dan dampak lingkungan dari pembangunan.
Seni (Desain): Estetika ruang, visualisasi tata ruang.
Teknologi Informasi: Pemanfaatan SIG dan aplikasi digital untuk analisis spasial.

C.     TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1: Konsep Dasar Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Melalui diskusi kelompok dan studi kasus, peserta didik mampu mengidentifikasi konsep dasar pengembangan wilayah dan tata ruang dengan tepat (Pengetahuan).
Melalui analisis peta dan data sederhana, peserta didik mampu menguraikan faktor-faktor yang memengaruhi pengembangan wilayah (Keterampilan).
Setelah pembelajaran, peserta didik menunjukkan minat untuk memahami lebih lanjut isu-isu pengembangan wilayah di lingkungan sekitar (Sikap).
Pertemuan 2: Permasalahan dan Tantangan dalam Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Melalui eksplorasi lapangan virtual atau observasi lingkungan sekitar, peserta didik mampu mengidentifikasi permasalahan konkret terkait pengembangan wilayah dan tata ruang di berbagai skala (Pengetahuan).
Melalui diskusi panel, peserta didik mampu menjelaskan dampak permasalahan pengembangan wilayah terhadap aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan (Keterampilan).
Peserta didik menunjukkan empati terhadap masyarakat yang terdampak oleh permasalahan pengembangan wilayah (Sikap).
Pertemuan 3: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah Berkelanjutan
Melalui studi literatur dan wawancara (jika memungkinkan), peserta didik mampu menganalisis kebijakan pemerintah terkait pengembangan wilayah dan tata ruang (Pengetahuan).
Melalui simulasi pengambilan keputusan, peserta didik mampu merumuskan strategi alternatif untuk mengatasi permasalahan pengembangan wilayah secara berkelanjutan (Keterampilan).
Peserta didik menunjukkan sikap proaktif dalam mencari solusi terhadap permasalahan pengembangan wilayah (Sikap).
Pertemuan 4: Keterkaitan Pengembangan Wilayah, Tata Ruang, dan Kebahagiaan
Melalui studi kasus dan refleksi diri, peserta didik mampu mengidentifikasi hubungan antara kualitas tata ruang dengan tingkat kebahagiaan masyarakat (Pengetahuan).
Melalui presentasi proyek, peserta didik mampu menyajikan gagasan pengembangan wilayah yang berorientasi pada kebahagiaan masyarakat dengan argumen yang kuat (Keterampilan).
Peserta didik menunjukkan penghargaan terhadap nilai-nilai keadilan sosial dan keberlanjutan dalam pengembangan wilayah (Sikap).

D.    TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Pembangunan kota baru dan dampaknya terhadap masyarakat.
Perencanaan tata ruang di daerah pesisir atau pegunungan.
Revitalisasi kawasan kumuh dan dampaknya terhadap kualitas hidup.
Pembangunan infrastruktur (jalan tol, bandara, pelabuhan) dan implikasinya.
Konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang.
Pemanfaatan teknologi dalam perencanaan tata ruang (contoh: SIG).
Studi kasus pengembangan wilayah yang berhasil/gagal di Indonesia.

E.    KERANGKA PEMBELAJARAN
PRAKTIK PEDAGOGIK
Eksplorasi Lapangan (Virtual/Observasi Langsung): Peserta didik diajak mengamati dan mendokumentasikan kondisi pengembangan wilayah dan tata ruang di lingkungan sekitar (misalnya, perubahan fungsi lahan, pembangunan infrastruktur, fasilitas publik, dll.). Jika tidak memungkinkan secara fisik, dapat menggunakan Google Earth, Google Maps, atau video dokumenter.
Wawancara (Opsional): Peserta didik dapat melakukan wawancara singkat dengan warga sekitar, tokoh masyarakat, atau pihak terkait (misalnya, perangkat desa/kelurahan, pelaku UMKM) mengenai persepsi mereka terhadap pengembangan wilayah dan tata ruang di daerahnya.
Diskusi Kelompok: Menganalisis hasil observasi/wawancara, mengidentifikasi permasalahan, merumuskan solusi, dan mengembangkan ide proyek.
Presentasi Proyek: Setiap kelompok mempresentasikan hasil proyek mereka, termasuk analisis, rekomendasi, atau gagasan pengembangan wilayah yang inovatif.
Studi Kasus: Menganalisis kasus-kasus nyata pengembangan wilayah di Indonesia maupun global, baik yang sukses maupun yang menghadapi tantangan.
MITRA PEMBELAJARAN
Lingkungan Sekolah: Guru mata pelajaran lain (Ekonomi, Sosiologi, TIK), pustakawan.
Lingkungan Luar Sekolah: Pemerintah daerah (Dinas Tata Ruang, Bappeda), lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang lingkungan atau pembangunan, akademisi/praktisi geografi.
Masyarakat: Tokoh masyarakat, warga lokal yang memiliki pengalaman atau pandangan terkait pengembangan wilayah di daerahnya.
LINGKUNGAN BELAJAR
Ruang Fisik: Kelas yang fleksibel untuk diskusi kelompok dan presentasi, perpustakaan sekolah untuk literatur.
Ruang Virtual: Platform pembelajaran daring (Google Classroom), aplikasi konferensi video (Zoom/Google Meet) untuk diskusi atau presentasi jarak jauh, situs web pemerintah daerah/pusat terkait tata ruang, artikel ilmiah daring.
PEMANFAATAN DIGITAL
Perpustakaan Digital: Akses e-book, jurnal, artikel ilmiah tentang pengembangan wilayah dan tata ruang.
Forum Diskusi Daring: Diskusi asinkronus melalui Google Classroom atau platform lain untuk berbagi ide, bertanya, dan memberikan umpan balik.
Penilaian Daring: Penggunaan Google Forms untuk kuesioner asesmen awal, atau platform kuis interaktif seperti Kahoot/Mentimeter untuk evaluasi formatif.
Alat Visualisasi: Penggunaan aplikasi SIG sederhana (QGIS, ArcGIS Online), Google Earth, atau aplikasi desain grafis untuk membuat peta tematik atau infografis proyek.

F.    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASIV
KEGIATAN PENDAHULUAN (15 MENIT)
Prinsip Pembelajaran Berkesadaran (Mindful Learning):
Guru memulai dengan mengajak peserta didik untuk melakukan latihan pernapasan singkat atau mindfulness untuk menenangkan pikiran dan fokus pada pembelajaran yang akan datang.
Guru mengajukan pertanyaan pemantik: "Apa yang membuat suatu tempat nyaman untuk ditinggali? Bagaimana tata ruang di sekitar sekolah atau rumah kalian memengaruhi kegiatan sehari-hari kalian?" (membangkitkan kesadaran akan lingkungan sekitar).
Prinsip Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning):
Guru menampilkan gambar atau video yang relevan dengan isu pengembangan wilayah di Indonesia (misalnya, pembangunan IKN, reklamasi pantai, atau pengembangan desa wisata) dan meminta peserta didik untuk mengutarakan kesan dan pertanyaan mereka.
Guru menjelaskan relevansi materi dengan kehidupan nyata dan prospek karir di masa depan.
Prinsip Pembelajaran Menggembirakan (Joyful Learning):
Guru menggunakan kuis interaktif singkat (misalnya, menggunakan Mentimeter atau Kahoot) tentang pengetahuan umum seputar wilayah dan ruang, sebagai ice breaking yang menyenangkan.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan antusias dan mendorong rasa ingin tahu peserta didik.

KEGIATAN INTI (60-70 MENIT)
Prinsip Pembelajaran Memahami (Understanding):
Diferensiasi Konten: Guru menyediakan berbagai sumber belajar (buku teks, artikel ilmiah, video animasi, infografis) sesuai gaya belajar peserta didik. Peserta didik dapat memilih sumber yang paling nyaman bagi mereka.
Diskusi Kelompok: Peserta didik secara kolaboratif menganalisis konsep dasar pengembangan wilayah dan tata ruang (Pertemuan 1), permasalahan (Pertemuan 2), kebijakan (Pertemuan 3), dan keterkaitannya dengan kebahagiaan (Pertemuan 4) menggunakan panduan pertanyaan yang diberikan guru.
Guru memfasilitasi diskusi dengan mengajukan pertanyaan mendalam untuk mendorong pemahaman konseptual.
Prinsip Pembelajaran Mengaplikasi (Applying):
Diferensiasi Proses:
Proyek Berbasis Kasus: Peserta didik dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok memilih studi kasus pengembangan wilayah atau tata ruang (dari daftar yang disediakan guru atau usulan sendiri).
Eksplorasi/Observasi: Kelompok melakukan eksplorasi lapangan (jika memungkinkan) atau observasi virtual (menggunakan Google Earth/Maps) terhadap studi kasus yang dipilih.
Analisis Data: Kelompok mengumpulkan dan menganalisis data (primer/sekunder) terkait studi kasus mereka (misalnya, data demografi, penggunaan lahan, fasilitas publik, permasalahan yang ada).
Wawancara (opsional): Jika memungkinkan, kelompok melakukan wawancara singkat dengan pihak terkait.
Perumusan Solusi/Gagasan: Berdasarkan analisis, kelompok merumuskan solusi atau gagasan inovatif untuk mengatasi permasalahan atau mengembangkan wilayah tersebut secara berkelanjutan dan berorientasi pada kebahagiaan.
Guru memberikan bimbingan individual dan kelompok, memastikan setiap peserta didik terlibat aktif sesuai dengan minat dan kekuatannya.
Prinsip Pembelajaran Merefleksi (Reflecting - Berkesadaran & Bermakna):
Jurnal Reflektif (di akhir setiap pertemuan): Setiap peserta didik menuliskan poin-poin penting yang mereka pelajari, kesulitan yang dihadapi, hal-hal yang paling menarik, dan bagaimana materi tersebut relevan dengan kehidupan mereka.
Diskusi Reflektif (di akhir setiap pertemuan): Guru memfasilitasi diskusi singkat di akhir sesi untuk merefleksikan proses belajar, tantangan, dan capaian.
Guru mendorong peserta didik untuk berpikir kritis tentang dampak keputusan tata ruang dan pembangunan terhadap masyarakat dan lingkungan.

KEGIATAN PENUTUP (10-15 MENIT)
Umpan Balik Konstruktif:
Guru memberikan umpan balik secara keseluruhan tentang partisipasi dan kinerja kelompok/individu selama pembelajaran.
Peserta didik memberikan umpan balik kepada guru tentang proses pembelajaran (misalnya, melalui kartu keluar atau polling sederhana).
Menyimpulkan Pembelajaran:
Guru bersama peserta didik menyimpulkan poin-poin penting yang telah dipelajari dalam pertemuan tersebut.
Guru mengaitkan kembali materi dengan tujuan pembelajaran.
Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya:
Guru memberikan gambaran singkat tentang topik untuk pertemuan berikutnya dan memberikan penugasan (misalnya, membaca materi, mencari contoh kasus).
Guru mengajak peserta didik untuk mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang masih muncul dalam benak mereka untuk dibahas di pertemuan selanjutnya.

G.    ASESMEN PEMBELAJARAN
1. ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN:
Observasi: Mengamati partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi awal dan respons terhadap pertanyaan pemantik.
Kuesioner: Membagikan kuesioner singkat (Google Forms) untuk mengetahui tingkat pemahaman awal peserta didik tentang konsep pengembangan wilayah dan tata ruang, serta pengalaman mereka terkait isu-isu lokal.
Tes Diagnostik (5 soal pilihan ganda atau isian singkat): Untuk mengidentifikasi pengetahuan prasyarat yang relevan.

Soal Asesmen Awal:
Apa yang Anda pahami dengan "pengembangan wilayah"?
Sebutkan dua contoh kegiatan pembangunan yang Anda lihat di lingkungan sekitar Anda!
Menurut Anda, mengapa perencanaan tata ruang itu penting?
Apa saja permasalahan yang mungkin timbul jika suatu daerah tidak memiliki rencana tata ruang yang jelas?
Bagaimana hubungan antara lingkungan tempat tinggal Anda dengan kenyamanan hidup Anda?

2. ASESMEN PROSES PEMBELAJARAN:
Tugas Harian: Observasi pengerjaan tugas individu (misalnya, Jurnal Reflektif) dan tugas kelompok (misalnya, pengumpulan data hasil observasi).
Diskusi Kelompok: Penilaian rubrik untuk partisipasi, kualitas argumen, dan kontribusi dalam diskusi kelompok.

Soal Asesmen Proses (melalui diskusi kelompok):
Identifikasikan minimal 3 masalah tata ruang yang terjadi di kota/kabupaten Anda dan jelaskan penyebab utamanya!
Bagaimana dampak masalah tata ruang yang telah Anda identifikasi terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat?
Usulkan minimal 2 solusi inovatif untuk mengatasi salah satu masalah tata ruang tersebut!
Bagaimana peran masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan tata ruang agar pembangunan dapat berjalan secara inklusif?
Menurut kelompok Anda, bagaimana suatu rencana tata ruang dapat berkontribusi pada kebahagiaan dan kesejahteraan warga? Berikan contoh konkretnya!
Presentasi: Penilaian rubrik untuk kejelasan, kelengkapan, kemampuan menjawab pertanyaan, dan kerja sama tim saat presentasi (proyek atau studi kasus).

3. ASESMEN AKHIR PEMBELAJARAN:
Jurnal Reflektif Akhir: Peserta didik menulis refleksi komprehensif tentang seluruh proses pembelajaran, perubahan pemahaman, keterampilan yang didapat, dan bagaimana mereka akan mengaplikasikan pengetahuan tersebut di masa depan.
Tes Tertulis (5 soal esai): Untuk menguji pemahaman konseptual dan kemampuan analisis.
Soal Asesmen Akhir:
Jelaskan konsep dasar pengembangan wilayah dan tata ruang serta bagaimana keduanya saling berkaitan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan!
Analisis dua permasalahan utama yang sering muncul dalam pengembangan wilayah dan tata ruang di Indonesia, dan sebutkan faktor-faktor penyebabnya!
Bagaimana kebijakan pemerintah (pusat maupun daerah) dapat berperan dalam mengatasi permasalahan pengembangan wilayah dan tata ruang? Berikan contoh kebijakan yang relevan!
Menurut pendapat Anda, bagaimana suatu perencanaan tata ruang yang baik dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan kebahagiaan masyarakat? Jelaskan dengan contoh konkret!
Jika Anda adalah seorang perencana tata ruang, proyek pengembangan wilayah seperti apa yang akan Anda prioritaskan untuk meningkatkan kebahagiaan penduduk di kota/kabupaten Anda? Jelaskan alasannya dan potensi tantangannya!

Tugas Akhir/Proyek (Portofolio Proyek):
Setiap kelompok mengumpulkan portofolio proyek mereka (laporan hasil observasi/wawancara, analisis, usulan solusi/gagasan, dan materi presentasi). Penilaian berdasarkan rubrik proyek yang mencakup aspek kedalaman analisis, kreativitas solusi, relevansi, dan penyajian.

Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved